"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Itulah yang ditanyakan oleh Lisa ketika Akbar dan Nita telah datang dan mendengarkan penjelasan darinya mengenai penyakit yang diidap oleh Mona sampai dia bisa masuk kedalam rumah sakit. 2 anak itu sempat shock ketika tahu kalau selama ini ternyata Mona terkena penyakit DB, dan beberapa jam yang lalu dia pun pingsan karena sudah mencapai batasannya dan berakhir dirawat dirumah sakit tersebut.
"Hei, aku tahu kak Mona itu terkenal di kalangan laki-laki, tapi serius, siapa semua laki-laki yang datang menjenguknya sampai mengisi penuh 1 lorong rumah sakit ha? Kita sampai harus keluar karena tidak bisa masuk kesana lho," kata Nita yang sempat terheran-heran dengan banyaknya laki-laki yang menghampiri Mona.
"Ah, itu tetangga, teman SMP, teman latihan pencak, teman futsal, teman rental PS, teman balapan motornya, teman …."
"Ok, aku paham, maaf aku sudah bertanya," kata Nita sambil bersujud meminta ampun.
Sedangkan itu, Akbar yang baru sadar mengenai fakta Mona yang ternyata sakit sejak dia bertemu saat istirahat siang tadi menyesali keputusannya yang telah dia buat untuk membuatnya menyatakan cinta kepada Jupri.
"Astaga, jadi itu sebabnya siang tadi dia batuk-batuk dan panas, tahu begitu aku tidak akan memaksanya untuk menyatakan cinta hari ini," kata Akbar dengan nada suara orang galau.
"Jadi itu artinya kak Mona sudah menahan rasa sakitnya itu seharian ini ya? Ya tidak salah kalau akhirnya dia bisa pingsan setelah dia melakukan banyak hal yang membuatnya gugup seperti itu tadi sore sih," tambah Nita berkomentar.
"Dan bicara soal rasa sakit, ada apa dengan kepalamu itu Lis?" tanya Akbar yang sempat melihat kepala si Lisa yang ada bekas memar di bagian dahinya.
"A..ah ini, ta..tadi aku sempat tertabrak tembok saat mengurus kak Mona yang tiba-tiba pingsan itu, saking paniknya aku benar-benar menabrak dengan keras lho karena buru-buru memanggil yang lain," kata Lisa sambil mengelus-ngelus bekas luka di jidatnya itu.
"(Hmm, memangnya menabrak tembok bisa membekas seperti itu ya?)" kata Akbar yang agar merasa aneh dengan bekas luka di dahi Lisa itu.
"Well, ayo kembali ke Laptop, apa yang harus kita lakukan sekarang kak? Tidak mungkin kita memaksa kakak yang sedang sakit untuk berkencan besokkan?"
"Sebentar Lisa, aku sedang memikirkan masalah ini, karena hal ini terlalu mendadak dan waktu kita juga terbatas, jadi agak sulit untuk mencari solusinya tahu," kata Akbar sambil menarik rambutnya keatas karena terlalu stress sampai kepalanya menatap langit malam.
"Aaaaah, kenapa selalu saja hal buruk terjadi setiap hal baik baru saja datang sih? Memang di saat seperti inilah kita amat membutuhkan Tuhan ya," kata Nita yang juga galau.
?
"Pfft, ucapanmu seperti orang yang tidak pernah berdoa saja" ejek Akbar.
"Ya, akukan tipe orang yang berdoa disaat harus berdoa saja."
"Oh begitu rupanya, pantas Tuhan tidak membutuhkanmu."
"Ahahaha, benar sekal...HAA?! KAU BILANG APA TADI KAKAK KELAS SIALAAN?!"
Mendengar ucapan Nita barusan, langsung saja Akbar membalas ucapannya itu dengan makian-makian lainnya, dan karena percakapan mereka berubah menjadi perdebatan yang sangat unfaedah untuk dibahas, Lisa yang merasa kesal dengan sikap mereka itu pun segera melerai mereka.
"HEI!! STOP KALIAN BERDUA! KENAPA BISA-BISANYA KALIAN BERTENGKAR MENGENAI HAL YANG TIDAK PENTING SEPERTI ITU SIH?! AKU MEMANGGIL KALIAN KESINI BUKAN UNTUK MENDENGARKAN OMONG KOSONG KALIAN WOI! TAPI AKU INGIN MENDENGAR SOLUSI KALIAN MENGENAI MASALAH INI TAHU!" kata Lisa yang langsung saja menjewer telinga 2 maklukh yang tak serasi itu.
"Hei, kita bahkan tidak tahu apakah besok kakakmu akan bangun pagi atau sore tahu? Jadi sudah jelas kalau pilihan terbaik adalah kita harus menunda atau membatalkan kencan ini," jawab Akbar yang kebal dengan jeweran si Lisa.
"Membatalkan kencan pertamanya? Ahahahahaha, hancur sudah image "pacar" milik kak Mona kalau kita melakukan itu," kata Nita menertawakan jawaban Akbar yang juga kebal dengan jeweran si Lisa.
"Oh, memangnya gadis yang tidak punya fashion pakaian sepertimu punya ide yang lebih bagus? Kalau iya aku akan terkejut sekali lho."
"Apa?! Kenapa kakak tiba-tiba membahas masalah itu ha? Bukannya kakak malah sedang melihat video bokep di saat kita semua bersiap-siap untuk melaksanakan rencana membantu kencan kak Mona besok?"
!!!
Melihat Akbar dan Nita mulai bertengkar lagi walaupun telinga mereka sudah dijewer olehnya, Lisa yang habis kesabaran dengan sikap mereka itu pun mulai mengepalkan tangannya dan mulai menonjok dahi mereka.
BUAK-BUAK
…
…
"Kenapa kalian malah membahas masalah fashion video bokep ha? Apa kalian lupa tanggung jawab kalian kepada clien kalian? Sudah bosan hidup ya kalian?" kata Lisa yang kesal berat itu
"Anu, sebenarnya fasion dan video bok...ah maaf, aku tahu aku goblok, a..aku tidak akan bicara lagi," kata Nita yang langsung memotong ucapannya sendiri saat Lisa mulai melotot kearahnya.
"(Duuuh, diam-diam dia mewarisi kekuatan kakaknya ya? Kakak dan adik itu benar-benar mirip ya)" kata Akbar yang hanya tercengah saja melihat sikap si Lisa.
…
…
(Mirip?)
Saat memikirkan kata "Mirip" barusan, tiba-tiba saja otak Akbar bekerja cepat memikirkan sesuatu, yang pada akhirnya membuat dirinya menemukan suatu ide yang luar biasa cerdas yang belum terpikirkan sebelumnya, saking cerdasrnya dia sampai jadi gila dibuatnya.
"Pffft, hehehehehe, kalian pasti mengira aku gila, tapi percayalah, aku baru saja mempunyai ide gila untuk menyelesaikan masalah ini dari otakku lho," kata Akbar yang tersenyum sinis itu.
"Tak perlu repot-repot memberitahu pun aku sudah tahu kalau kakak memang kelainan sejak dulu kok, jadi terima kasih untuk info tidak bergunanya ya," jawab Nita simple.
"Cukup, aku tidak mau melihat perkelahian bodoh dari kalian lagi, jadi apa kak Akbar bisa langsung memberitahu ide kakak itu tanpa menghina-hina si Nita sekarang?" kata Lisa yang berusaha mencegah 2 orang itu berdebat lagi.
"Ya, tapi aku yakin kau tidak akan suka dengan rencana ini, tapi karena ini satu-satu rencana, ya mungkin saja kau akan berubah pikiran, tapi karena kau perempuan aku juga ragu sih kalau kau akan mau dengan rencana ini, tapi …"
!!!
"BANGSATLAH!! GAK USAH BANYAK TAPI-TAPIAN SEPERTI PEREMPUAN YANG CARI-CARI ALASAN BEGITU!! CEPAT JELASKAN SAJA RENCANANYA DASAR KAKAK KELAS IDIOT!!" kata Nita yang kesal berat dengan Akbar.
"Benar kak Akbar, lagian ini untuk kakakku, jadi sebagai adiknya, walaupun rencana kakak gila, aku akan tetap melakukannya agar aku bisa menolongnya tahu," kata Lisa yang mempertegas bahwa dirinya sudah siap mendengar rencana si Akbar secara mental.
?
"(Eh tunggu, ke..kenapa tiba-tiba aku mendengar lagu "Coffin Dance" di kepalaku?)" kata Lisa yang kepalanya secara misterius memutar sebuah lagu yang berbahaya.
Sedangkan itu, setelah mendengar sikap tegas dari Lisa barusan, Akbar hanya tersenyum sedikit karena merasa tersentuh melihat jiwa persaudaraan yang kuat antara Lisa dan kakaknya itu, jadi dengan senang hati Akbar pun menjelaskan rencana gilanya.
Namun, senyum wajah si Akbar langsung berupa menjadi ekspresi "eneg" seperti baru melihat banci feminis berotot dari Taman lawang dan Thailand, hal itu disebabkan karena setelah dia memberitahu rencananya kepada Lisa, dengan mudahnya dirinya langsung menolak rencana itu mentah-mentah.
"No! No no no no no! Pokoknya no! NOOOOOOOOOOOOO!!" kata Lisa yang bersemangat menolak rencana Akbar itu.
"Oh ayolah! Siapa tadi perawan yang dengan sangarnya berkata "aku akan tetap melakukannya agar aku bisa menolongnya tahu" itu ha? Apa kau perlu cermin untuk melihat siapa orangnya ha? Ok! Nih! Lihat! Ini orangnya!" kata Akbar yang menunjukan HP nya yang sedang berada mode kamera depan dan menunjukan seseorang dilayar HP nya itu.
"(Kenapa lu nunjuknya ke arah foto gue dasar bangsat!!)" kata Nita yang kesal karena Akbar menunjuk kearah dirinya di HP itu.
"HEI KAK AKBAR! AKU PUNYA ALASAN UNTUK MENOLAK CANDAAN BODOH KAKAK ITU TAHU!! KARENA TIDAK MUNGKIN KAKAK BISA MELAKUKANNYA!! DAN KALAU KAKAK JUGA GAGAL!! HIDUPKU JUGA AKAN HANCUR UNTUK BEBERAPA BULAN TAHU!!" kata Lisa yang menolak rencana Akbar mentah-mentah.
"Hei, aku tahu kalau rencanaku ini punya resiko menghancurkan massa mudamu, tapi akan aku perjelas lagi padamu Lis, ini bukan candaan, aku benar-benar serius bisa melakukannya, aku berani bersumpah demi Tuhan kalau kau tidak akan kecewa dengan rencanaku ini lho, bahkan jika kau masih tidak suka, aku juga berani untuk keluar dari sekolah jika gagal, bagaimana?"
"Hohoho, dia sudah bersumpah dan berjanji akan keluar sekolah Lis, itu artinya kak Akbar tidak sedang berbohong dengan ucapannya lho, jadi apa kau masih mau menolak rencananya itu? Ya walaupun aku pribadi juga agak terkejut mendengar rencana kak Akbar itu sih."
Mendengar kata-kata itu, Lisa sempat terdiam sejenak untuk memikirkan semua kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi dimassa depan dan solusi dari masalah-masalah itu, tapi ketika tahu kalau ini demi kepentingan kakaknya, Lisa pun akhirnya memutuskan tekadnya.
"AHH BAIKLAH!! AKU AKAN IKUTI RENCANA GILA KAKAK ITU!! TAPI INGAT INI KAK!! AKU AKAN MEMPERHATIKAN KAKAK SEDETAIL-DETAILNNYA!! SEDIKIT SAJA KAKAK MELAKUKAN KESALAHAN! NYAWA KAKAK AKAN KUBUAT MELAYANG!! MENGERTI?!" kata Lisa yang akhirnya pasrah dengan keadaanya dan mengancam si Akbar.
"Sip, itu baru namanya adik yang pengertian, nah kalau begitu besok datanglah jam 6 pagi kesekolah dan bawalah barang yang akan kusebutkan ini, ingat jangan lupa …."
TUT-TURUU
TUT-TURUU
"Eh, siapa ini yang menelponku?" kata Akbar sambil mengeluarkan HP nya yang berbunyi karena adanya telepon masuk itu.
---
Sedangkan itu, di beberapa tempat yang lain, ada beberapa anak yang saling berkomunikasi menggunakan HP untuk membahas si Mona yang sedang sakit sampai harus dirawat di RS, dan mereka adalah para ratu sekolah.
[Ahahaha, hei guys, maaf menggangu kegiatan kalian, tapi apa kalian sudah tahu kalau Mona sekarang sedang dirawat di RS?]
[Helo, hampir semua anak laki-laki dari grupnya menyebarkan berita ini dan meminta doa-doa kesembuhan di semua grup tahu, jadi bagaimana mungkin kita tidak tahu]
[Terkejut, ternyata anak itu bisa sakit juga rupanya, aku kira dia kebal dari semua penyakit didunia ini karena otot-ototnya]
[Ucapanmu masih saja dingin walaupun orang yang kau ejek itu sedang sakit sekalipun ya? Aku jadi kasihan dengan suamimu di massa depan kalau dia sedang ngobrol dengan teman perempuannya]
[Kesal, jangan bawa-bawa masalah romansa kalau sendirinya belum punya pacar walaupun berwajah cantik]
[Oh maaf saja ya, paling tidak ada beberapa cowok yang ingin mendekatiku lho, memangnya kau yang hanya pacaran dengan buku-buku]
[*Mengirim emot menjulurkan lidah/melet]
[*Mengirim emot jari tengah+wajah ceria+jari tengah]
[Ahahahahaha, sudahlah kalian berdua jangan bertengkar begitu, daripada kalian membahas masalah percintaan kalian yang menyedihkan, lebih baik kita bahas saja masalah si Mona ini ya, apa besok kalian punya waktu untuk menjenguknya?]
[Maaf banget, besok aku ada sesi pemotretan yang padat banget dari pagi sampai sore, jadi mungkin besok lusa atau hari lain aku akan menjenguknya, karena kalaupun besok malam aku mendatanginya, mungkin aku tidak akan dibolehkan oleh pihak RS karena masalah jam menjenguk deh]
[Maaf, aku juga sedang sibuk persiapan olimpiadeku, jadi mungkin setelah olimpiadeku selesai aku akan kesana]
[*Mengirim emot mata -mu, olimpiademu itu masih 1 Minggu lagikan? Dia pasti sudah pulang dari RS tahu, memangnya sesulit apa sih menjenguk orang? Itu bahkan tidak sampai 2 jam tahu]
[Alasan, persiapan yang matang akan memberikan hasil yang memuaskan, kalau begitu aku out dulu, aku harus mengerjakan buku pelajaran yang baru aku beli dulu, bye-bye]
[Dasar mata 4, aku yakin matimu pasti berhubungan dengan buku ujian]
[Ahahahaha, jadi kalian berdua tidak bisa datang besok ya, baiklah, kalau begitu aku akan datang kesana saja sendirian]
[Maaf banget ya, aku benar-benar tidak punya waktu untuk menjenguknya besok, tapi aku benar-benar akan menjenguknya suatu hari nanti kok, berbeda dengan seseorang yang lebih suka berteman dengan rumus Pythagoras dan alat-alat tulis]
[Ahahahaha, kalau mau mengejek orang paling tidak jangan di grup yang ada orangnya Rafaela, kalau begitu ak lu juga off dulu ya]
[Ok, aku titip salam ke Mona ya]
[*Mengirim emot jempol]
…
…
Akhirnya, setelah dirinya selesai menghubungi teman-temannya dan memastikan bahwa besok mereka tidak akan datang menjenguk Mona, si Bela yang sudah mempunyai rencana tersendiri itupun mulai mencari suatu peralatan sambil tersenyum.
"Ahahahaha, syukurlah besok mereka tidak datang kesana, berarti setelah memastikan tidak ada yang menjenguknya lagi dan dia sedang sendirian, aku bisa mengintrogasinya dengan tenang deh. Nah, sekarang ayo kita pilih alat kita untuk esok hari, apakah aku harus menggunakan ini atau ini?" kata Bela sambil tersenyum melihat palu dan pisau dapur yang dia pegang.
Dan disaat dirinya sedang memilih-memilih 2 barang itu, tiba-tiba dia teringat dengan orang penting yang membuatnya akan melakukan hal gila pada esok hari, karena itulah dengan perasaan senang diapun mulai memanggil orang itu.
TUTURUU-TUTURUU
TUTURUU-TUTURUU
TREKK
[Ahahahaha, malam kak! Maaf aku menggangu….]
[Aku memang tidak melarangmu untuk menelponku, tapi ingat, jika hal ini bukan hal penting, aku akan langsung menutup teleponmu]
[Ah tunggu! A..aku cuma mau tanya saja, teman sekelasmu si Mona katanya sedang dirawat RS, ka..karena dulu dia adalah temanku saat diekskul Pencak silat, jadi aku kepikiran untuk menjenguknya besok, jadi apa kakak mau datang bersama denganku? Ahahaha]
[Besok aku ada urusan penting, lakukan saja sendiri]
[Ahahaha, be..begitu ya, baiklah kalau begitu, aku akan …]
TREEEK
Setelah Akbar memutuskan hubungan teleponnya dengan cara yang kasar, langsung saja Bela yang hanya tersenyum saja mendengarkan kata-kata kasar Akbar itu tadi menjilati pisaunya dan mulai bergumam sendiri di kamarnya yang gelap.
"Ahahahaha, bahkan orang yang paling penting dalam masalah ini juga tidak ada di sana, bagus deh, kalau begitu besok tidak ada yang perlu direpotkan, semoga kau tidak membuat pilihan yang salah ya Mon, Ahahahahahaha!"