"Tuan …"
Panggilan itu menghentikan sabetan katana Yuta di udara.
"Sejak semalam, Tuan belum istirahat …"
"Sudah kubilang, siapa pun yang mendekat akan mati …"
Yuta berbalik dan menyabetkan katananya, tapi Tommy berhasil mundur dengan cepat.
"Maaf, Tuan. Semalam adalah hal yang tak bisa dihindarkan," terang Tommy entah untuk keberapa kalinya. "Kita memerlukan investasi itu, Tuan. Untuk proyek kita …"
Yuta mengembuskan napas keras. "Dalam waktu dekat, aku akan menemui orang-orang yang terlibat di proyek itu. Jika hasilnya tidak sesuai dengan yang kuinginkan, nyawa mereka bayarannya."
Yuta meninggalkan hutan bambu tempat berlatih pribadinya dan kembali ke kediamannya. Ia bisa merasakan Tommy mengikuti di belakangnya.
"Bagaimana dengan istri Eric? Kudengar, dia kemarin sempat keluar dari rumah itu. Dia bahkan mengenal Troy," singgung Yuta. "Kau sudah mendapatkan informasi darinya?"
"Maaf, Tuan, kemarin orang-orang kita tidak bisa melihat dengan jelas," ucap Tommy.