Unduh Aplikasi
9.96% Dosen Tampan itu Suamiku / Chapter 30: 30

Bab 30: 30

Begitu tiba di rumah sakit aku melempar jaket ku di kursi tunggu pasien dan secepatnya masuk melihat Raina aku menyibak tirai dan melihat Rainan sedang menganvingkan baju nya

"kau mau kemana?" tanya ku ketika melihat ia sudah mengganti baju pasien nya

"dokter memperboleh kan ku pulang, nanti seminggu lagi baru kembali kesini untuk membuka perban nya" lirih nya dengan semyum lebar

"benarkah kau sudah tidak apa-apa?" desah ku melirik nya

"eung" ujar nya mengangguk pelan

"baiklah aku mengemas barang-barang mu"

raina berdiri dari tempat tidur nya dengan kepala masih di perban, akibat ulah Aletta ia harus menerima luka di kepala nya selebar 4 cm.

Setelah berkemas aku mengalungkan lengan ku di pundak nya dan mengiring nya naik ke mobil ku. Aku menadahkan tangan ku di atas kepala nya saat hendak masuk khawatir kepala nya menumbur langit-langit pintu mobil.

Setelah menutup pintu raina aku berlari dan masuk ke dalam mobil ku. Aku memutar stir menggunakan kedua tangan ku dan melaju pergi dari rumah sakit.

Sepanjang jalan aku menyelimuti tangan nya dengan tangan ku sedang tangan kanan ku asik memutar stir mobil. Ia menatap ku penuh kerinduan. Aku tersenyum menenangkan nya

"kau akan membawa ku ke apartement ku, kau akan lebih aman di sana" sergah ku

Tak ada sanggahan dari Raina dia hanya diam pasrah kemana pun aku membawanya.

Sesampainya di apartement ku aku membuka pintu mobil dan menyambut Raina turun dari mobil ku tangan ku meraih pinggang nya dan memopoh nya ke kamar ku.

Aku meletakkan barang nya di sofa dan merebahkan nya di atas tempat tidur

Dia mentap ku dengan mata coklat nya yang cerah dan lembut "Juna" lirih nya dengan suara serak "ssstttt" aku menutup cepat bibir nya dengan telunjukku dan menggeleng aku membelai lembut rambu coklat nya yang panjang

"aku merindukan mu" lirih ku mengecup bibir nya mata nya berair meneteskan air mata bahagia

Lalu menghambur memelukku. Aku mendarat kan beberapa ciuman di bibir nya Raina membalas ciuman ku dengan bibir hangat nya darah ku terpacu mencumbu nya aku sangat merindukan Raina berkali –kali bibir ku mencium tengkuk leher nya dan menghirup aroma tubuh nya yang khas ketika aku tengah asik mencumbu nya dengan kenikmatan yang keras mengguncang jiwaku karena gejolak kerinduan yang meluap aku tersontak sadar dan mundur napas ku memburu gairah ku perlahan berubah merah padam karena rasa malu

"apa yang sudah ku lakukan pada mu Raina, maafkan aku. tidak seharusnya aku seperti ini terlebih dengan keadaan mu begini" aku melangkah mundur aku bagai suatu ancaman bagi Raina.

Aku menyusur rambut ku dengan keras dan menjatuhkan tubuh ku di sofa Raina berdiri dan menghampiri ku "Juna" lirih nya menangkup wajah ku dengan kedua tangan nya

"istirahat lah Raina di kamar mu dan kunci pintu nya" pinta ku mengusir nya.

"juna" lirih nya lagi dengan suara bergetar "aku juga menginginkan mu, aku juga merindukan mu" desah nya dan mencium ku mengisap bibir ku dengan nikmat, tubuh ku gemetar, mengelak, mendesah, menolak, tapi dia mencium ku lagi dengan erat.

"aku yang menginginkan mu malam ini Juna" bisik nya aku menatap nya dengan intim dan membalas ciuman panas nya membuat tubuh ku di serbu kenikmatan yang sudah lama tidak kami rasakan.

Raina sudah pasrah dalam dekapan ku, aku merasakan getaran di tubuh nya, matanya yang berkabut serta cengkeraman tangan nya di lengan ku meregang resah. Aku bisa merasakan penyerahan dirinya yang membuatnya semakin cantik dan menggoda. Tapi aku tidak pantas melakukan ini terhadap nya yang baru saja keluar dari rumah sakit, aku kembali melepaskan tubuh nya. Raina mengabaikan ku tubuhnya mendekati ku lagi tangan nya menangkup rahang ku sentuhan nya lembut dan segenap jiwa sampai aku tertunduk lebih dalam karena malu dan juga bergairah aku juga menginginkan nya Raina

Aku menggeram lirih ketika Raina dengan rakus melumat bibir ku, desahan nya yang lirih di sela ciumannya membuat ku runtuh. Aku membalas ciuman nya dengan lebih serakah sampai punggung nya melengkung, kedua tangan ku menangkup tulang pipinya tidak ku biarkan sedetik pun untuk tidak melumat bibirnya yang polos dan manis. Raina menerimanya kami terengah-engah begitu bibir kami terpisah pipi Raina bersemu merah dan entah kenapa itu yang membuat ku selalu tergila-gila menyaksikan nya seperti itu.

Aku termundur pinggang ku terdesak buffet di belakang ku. Raina sangat agresif kali ini dia menyentuh bahu ku lalu perlahan-lahan turun ke dada ku "ahhhhh...." aku mendesah nikmat oleh sentuhan nya

Dia turun dan berlutut di depan ku lalu mendongak ke arah ku. Aku melengkungkan alis sebagai isyarat bertanya apa yang ia inginkan dari ku tangan nya naik mengait bagian pinggang ku "ohhhhh.... tentu Raina lakukan, tubuh ku milik mu" sesuatu dalam hatiku bersorak senang, rahang ku mengeras jantung ku berdebar-debar aku melihat mata Raina berkabut gairah.

"lakukan Raina, lakukanlah" ujar ku mengeram menyerahkan diri kepadanya

Dagunya menengadah menatap mata ku aku bergetar ketika jemari nya menyentuh kancing celana panjang ku dan melepaskan nya. Jantung ku berpacu saat ia menurunkan risleting ku dengan perlahan ia menanggalkan celana ku turun ke bawah "ohhh Raina" erang ku napas ku tercekat aku menutp mata measakan sentuhan nya menyentuh junior ku.

Aku bisa merasakan mulut nya yang hangat mengulum junior ku dengan lembut sesekali lidah nya memainkan ujung junior ku " aahhhhh Raina" desah ku nikmat

Mulut nya penuh melahap rakus batang kejantanan ku seperti sebuah lolipop lalu tersenyum ke arah ku.

Aku menarik rambut nya ke belakang sambil mengatur ritme permainan "AHHHHH....." aku mengeluarkan cairan pertama ku kemudian mengangkat lengan Raina agar dia berdiri di depan ku lalu menciumi bibirnya. Tangan ku meraba ke dalam kaos yang ia kenakan lalu menyikap ke atas kaos yang ia kenakan tidak adil bagi ku jika hanya aku yang setengah bugi sedangkan dia masih mengenakan pakayan utuh. Aku melepaskan pengait Bra nya dan mengecup puting yang menegang setelah tebuka tutup nya aku menggendong nya dan meniduri nya di atas tempat tidur aku menindih nya. Mulut ku menciumi leherny dengan manis dan sedikit agresif agar menimbulkan sensasi nakal. Belaian mulut dan lidah ku meninggalkan jejak panas di kulit Raina yang menandakan dia milikku.

"aroma tubuh mu aku suka Raina" erang ku di sela-sela ciuman ku

"AHH... Raina kau membuat ku sangat ingin menghancurkan tubuh indah mu dengan segenap tenaga "

Dia mendesah nikmat mulut ku naik dari leher ke dagu lalu menemui bibirnya kembali

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!


next chapter
Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C30
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk