Unduh Aplikasi
8.63% Dosen Tampan itu Suamiku / Chapter 26: 26

Bab 26: 26

Aletta's pove

Aku melangkah kan kaki menuju apartement Juna dengan membawa dua gelas coffe americano yang ku buat dari rumah. sesampainya di depan apertement aku memasukkan sandi nya dan masuk ke dalam

"Austin kau mau kemana?" tanya ku yang melihat Austin sedang memasukkan ponsel nya ke dalam saku

"aku igin menemui Raina dan menjelaskan semuanya"

"pernikahan kita bukanlah sesuatu hal yang aku inginkan, ini hanyalah demi perusahaan" ujar nya dengan rahang yang menggertak dan tatapanya yang tajam.

Aku meremas tangan ku yang panas mendengar ucapan Juna muka ku memerah aku tidak akan membiarkan dia menemui Raina

"baiklah, jika itu mau mu"

"duduklah dulu dan minum kopi ini, apa kau langsung ingin meninggalkan ku padahal aku baru saja sampai?"

"setidaknya habiskan kopi ini bersama ku setelah itu kau boleh pergi"

Aku mngulurkan segelas kopi ke Juna yang sudah ku beri obat tidur dan aku meminum kopi satu nya kemudian duduk di tepi ranjang nya. Juna menenggak kopi itu lalu meletakkan nya di atas buffet.

Aku masih melirik setiap pergerakan nya dan menyedot kopi ku dengan santai.

Juna meraih Jasnya dan beranjak keluar dari kamar nya saat sampai di ambang kamar nya ia berhenti dan memegang kepala

aku tersenyum tipis "ternyata cepat juga reaksi obat nya"

Bruuukkkkkk.....

Juna terjatuh setelah beberapa detik tubuh nya terhuyung-huyung.

"maafkan aku sayang, sepertinya aku perlu sedikit cara kasar untuk tetap menahan mu di sisiku."

"pernikahan kita bukanlah demi perusahaan, tetapi sesuatu hal yang aku inginkan"

"kau hanya milikku, dan aku tidak akan pernah membiarkan orang lain merebut mu dari ku"

Aku berusaha memopong nya naik ke atas ranjang di atas tempat tidur dan melepaskan jas dan sepatunya.

Aku merogoh kantong celana nya dan mengambil ponsel nya.

Kemudian aku membuka pesan nya dengan Raina aku mencengkeram ponsel nya dan melihat ke arah Juna

"kenapa harus Raina? Kenapa selalu dia yang ada di pikiran mu? Tidak bisakah kau melihat ke arah ku seperti dulu?"

"ini semua pasti karena wanita jalang itu, kau dulu begitu mencintai ku kan Juna? Kau bahkan tidak pernah bisa melupakan ku"

Aku membelai rambunya dengan lembut aku bisa merasakan helaian rambut nya melewati jari-jemari ku. Tangan ku turun ke wajah nya menyentuh mata dan hidung nya, bibir nya yang hangat

Aku mengecup bibirnya dan menyapu bibirnya dengan tangan ku, tubuh nya terbaring tidak berdaya wajah nya seperti anak kecil yang haus kasih sayang

Dada ku mengembang dengan satu tarikan napas keras " bagaimana aku bisa hamil jika kau tidak pernah menyentuh ku"

Aku berdiri dari ranjang tempat tidur nya dan mengambil kunci mobil

"akan aku selesaikan hari ini" aku tersenyum miring dan melangkah pergi keluar apartement nya

*****

"ketemu" ujar ku dengan senyum miring saat mata ku tertuju dengan seorang gadis yang tengah asik mengambil foto bunga di sebuah kafe

"kampungan" aku berjalan melangkah dengan percaya diri dan menhampiri gadis itu

"ternyata ini kekasih Juna" ujar ku langsung ke inti nya dan ku rasa kami tida perlu berbasa-basi hubungan ku dan dia bukan hubungan yang bisa berbasa-basi hanya untuk memulai pembicaraan.

Aku mengamati gadis kecil ini yang ku tebak kira-kira usia nya 5 tahun di bawah kami. Dia cukup manis dan polos mungkinkah ini yang membuat Juna jatuh cinta kepadanya? Untuk segi hal apapun aku merasa lebih unggul darinya "apa yang sudah dia berikan ke Juna, apakah tubuh nya?" gumam ku dalam mendengus kesal.

Dia menatap ku dengan tatapan yang dalam "siapa kau?"

Baiklah jika dia bertanya siapa aku, akan aku beri tahu fakta yang membuat dia benar-benar pergi dari kehidupan Juna. " tinggalkan Juna, kau harus putus dengan nya" kataku. " apa maksud mu? dimana Juna? Apa terjadi sesuatu dengannya?" ujar nya yang membuat ku sedikit kesal "ternyata kau tipe wanita yang mengejar pria hingga ke ujung dunia ya, biar ku beri tahu sebuah fakta yang mungkin akan membuat mu sadar. Aku tengah menganddung anak Juna Parker. Keturunan keluarga Parker. Dan kami akan segera menikah". "jadi ku peringatkan tinggalkan Juna dan jangan menganggu kami lagi"

"aku yakin kau wanita terhromat yang tidak akan mengejar lelaki milik orang lain ". Kataku lalu berdiri meninggalkan nya. Ku harap dia mendengar peringatan ku atau aku tida segan-segan mengambil langkah yang lebih menyakiti nya.

Aku masuk ke dalam mobil ku kemudian menyalakan mobil

Drrttttt....

Ponsel di dalam tas ku bergetar aku mengangkat telfon itu

"apa yang kau lakukan dengan ku Aletta!, di mana Raina!" bentak nya yang membuat amarah membakar di dalam darah ku

"BERHENTI MENCARINYA! ATAU PERUSAHAAN MU DAN PAPA MU AKAN TAMAT!"

"kali ini aku tidak main-main Juna"

Aku mematikan telpon nya dan melempar ponsel ku di kursi sebelah

"AAHHHHHH.....! PERSETAN RAINA LAGI RAINA LAGI"

"kenapa selalu dia yang ada di fikiran mu!" teriak ku dan memukul stir mobil berulang kali dengan geram nya. aku menjatuhkan kepala ku di atas stir mobil menarik napas berulang kali ku atur ritme napas ku agar darah di dalam tubuh ku mengalir dengan lancar. Aku menghela napas dengan keras perlahan amarah di dalam darah ku mulai berangsur padam.

Juna's pove

Aku menahan emosi yang berderak di dalam dada ku sampai rahang ku menggertak Fikiran ku berkecamuk

"sialan" umpat ku . aku ingin segera menghentikan Aletta dengan segala tingkah gilanya. Demi tuhan aku selalu mengutuk pertemuan ku dengan Aletta. Tak pernah berhenti berjuang menolak nya tapi kenapa dia selalu menyiksa ku seperti ini? Aletta memang selalu seperti bayangan gelap yang datang tanpa pernah ku undang dan sering muncul tiba-tiba. Aku ingin menghentikan nya menggangu Raina tetapi dia terlalu licik bagai ular. Ia malah semakin gencar mengejar ku seolah aku milik nya buku-buku tangan ku mengertak ketika aku mengepalkan tangan untuk menahan amarah ku yang memuncak.

Aku menerima telfon Clover yang ternyata sudah berkali-kali menelfon ku aku tidak mendengar panggilan nya karena sibuk dengan fikiran ku tentang raina

"ya Clover" jawab ku ketika mengangkat telfon itu

" Direktur kepala ingin anda menemui nya pak" ujar nya

"baiklah" balas ku singkat dan mematikan telfon

Aku beranjak pergi menuju rumah ku untuk menemui papa entah apa yang ingin dia sampaikan tiba-tiba menelfon ku tidak bisakah di selesaikan lewat telfon saja?

AYO KITA SIMBIOSIS MUTUALISME, SALING MENGUNTUNGKAN SATU SAMA LAIN DENGAN LIKE N KOMEN YANG MEMBANGUN JUGA PERLU!


next chapter
Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C26
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk