Sangat bagus. Sangat bagus, pikir Paman Li.
Sementara itu, Qiao Mianmian hampir pingsan di kursi belakang, karena ciuman Mo Yesi yang sangat panas dan mendominasi. Wajah Qiao Mianmian yang halus dan cerah kini memerah. Lalu, tangan kecilnya yang putih dan lembut memukul dada pria itu dengan lemah, "Um, Mo... Mo Yesi, lepaskan aku."
Ciuman Mo Yesi terlalu mendominasi dan terlalu kuat hingga membuat Qiao Mianmian rasanya ingin pingsan. Mo Yesi membuka matanya, lalu mata hitamnya yang gelap dan tajam memandang wajah gadis di pelukannya yang memerah karena ciumannya. Gadis itu bahkan tidak bisa bernafas. Mau tidak mau, Mo Yesi mengakhiri ciuman yang sebenarnya belum bisa diakhirinya itu.
Napas Mo Yesi sejenak terengah-engah. Ia memegangi pipi Qiao Mianmian yang panas dan menempelkan dahinya ke dahi gadis itu. Setelah mengatur napas sejenak, barulah napasnya perlahan menjadi tenang.