Unduh Aplikasi
8.33% Dia dan Bintang-Bintang / Chapter 5: Mimpi yang Menjadi Kenyataan

Bab 5: Mimpi yang Menjadi Kenyataan

Editor: Wave Literature

Saat Xia Xingchen baru saja keluar dari kantor polisi, seketika lima mobil hitam datang mendekatinya dengan perlahan. Mobil itu dengan elegan berhenti secara tiba-tiba di depannya.

Saat pintu mobil itu terbuka, muncullah sesosok tinggi keluar dari mobil itu.

Dalam pikiran Xia Xingchen saat ini, dirinya seperti sedang melihat pertempuran terakhir dalam hidupnya. Kali ini, ia sudah siap dengan berbagai persiapan dan kewaspadaan mentalnya.

"Nona Xia." Leng Fei mendekati perempuan ini sembari sedikit membungkukan badannya untuk menyapanya, "Tuan menyuruh Anda untuk ikut dengan kami."

Xia Xingchen mengerutkan kening, "Tuan, kalian itu siapa?"

"Anda akan tahu ketika sudah sampai di sana."

"Aku bahkan tidak tahu identitasmu, jadi kenapa aku harus mengikuti kalian seperti ini?"

Leng Fei tersenyum, "Jika Nona Xia masih ingin melihat Tuan Bai, maka ikutlah bersama kami. Jika tidak, Anda tidak akan pernah melihat Tuan Bai lagi, kan?"

Xia Xingchen mendengarnya dengan seksama saat orang itu menyebutkan nama 'Bai'. Maksud dari pria itu adalah pihaknya memiliki niat untuk membiarkan dirinya melihat anaknya lagi, sebab Xia Xingchen tidak akan pernah ingin bertemu orang lain dalam hidupnya lagi selain anaknya.

"Oke, aku akan pergi denganmu. Aku benar-benar ingin melihat Tuanmu yang sebenarnya, orang dibalik ini semua dan mampu membohongi banyak orang lain hanya dengan satu tangan."

Leng Fei tersenyum, "Saya tidak akan mengecewakanmu. Silakan!"

Tangan Leng Fei mempersilahkan Xia Xingchen untuk masuk dalam mobilnya.

Beberapa langkah di depannya, telah ada sopir yang sudah turun dan sedang menunggu di depan pintu mobil. Sopir itu membuka pintu dengan hormat dan mempersilahkan Xia Xingchen masuk.

*****

Saat mobil ini berjalan menyusuri jalan yang entah menuju ke suatu tempat yang asing. Sepanjang jalan, hati Xia Xingchen merasa gelisah. Ia tidak tahu hal yang akan dihadapinya nanti.

Setelah beberapa saat, ternyata perempuan ini dibawa oleh Leng Fei ke rumah seorang bangsawan. Rumah itu tampak sangat mewah dan bergaya kebarat-baratan.

"Tuan Muda sedang sekolah saat ini dan akan kembali nanti. Jika merasa bosan, Anda bisa kembali ke rumah. Satu hal lagi, mulai hari ini Anda akan tinggal bersama Tuan Muda di sini."

"Apa?" Xia Xingchen terkejut.

Namun, Leng Fei tidak menanggapi keterkejutan perempuan itu sama sekali. Ia hanya memberi sebatas informasi itu. Perempuan ini tidak punya kesempatan untuk menolak sama sekali.

"Kamar Nona ada di lantai atas. Di sana akan ada pelayan yang sudah siap melayani Anda untuk membiasakan diri dengan lingkungan di sini." Leng Fei langsung menunduk ke bawah pada saat itu, "Silakan luangkan waktu untuk mandi dan ganti pakaian. Sekitar dua jam dari sekarang. Tuan akan datang untuk menemui Anda secara langsung. Terima kasih atas pengorbanan yang Anda lakukan untuknya dalam beberapa tahun terakhir. Sekarang Anda dapat memikirkan bagaimana Anda ingin diberikan kompensasi atau bentuk ucapan terima kasih lainnya. Selama itu bisa dilakukan, Tuan tidak akan menolak Anda."

Ketika Xia Xingchen mendengar lelucon ini, ia mendongak dan tertawa, "Hal ini kabar yang baik! Aku perlu mandi dan berganti pakaian sebelum melihatnya. Apakah dia seorang Tuan Presiden?"

Leng Fei tidak mengatakan apa-apa lagi, ia hanya tersenyum dengan enggan dan memanggil salah satu pelayan rumah ini, "Pelayan, aku serahkan Nona Xia padamu."

Awalnya, Xia Xingchen tidak pernah berpikir untuk mandi dan berganti pakaian. Tetapi ia tidak bisa menolak permintaan ini sama sekali. Ia pun menurut untuk diantar langsung ke kamar mandi yang mewah oleh beberapa pelayan. Saat masuk pun, mereka juga mengarahkannya langsung ke bak mandi yang super mewah itu.

Xia Xingchen masih ingin mengupayakan keinginannya untuk tidak mandi, tetapi bak mandi itu memang terlihat begitu nyaman. Ia pun tidak bisa menahannya dan bahkan tidak bisa menahan gerakan jari-jarinya.

Wah, pria ini benar-benar sangat kaya! Meskipun Xia Xingchen tidak tahu banyak tentang rumah ini, dirinya bisa memahami jika batu bata rumah ini sangat mahal. Ukuran kamar mandinya saja sudah cukup untuk menjadi apartemen baginya dan Xia Dabai tinggali.

Tidak terlalu buruk bahwa Xia Dabai adalah putranya! Setidaknya, ia tidak perlu khawatir tentang makanan dan minumannya. Hal itu sudah pasti bukan masalah lagi.

Xia Xingchen sedang berbaring di dalam bak mandi yang mewah itu. Ia berpikir untuk menghibur dirinya sendiri, tetapi sesungguhnya hatinya sedang menciut, malu. Perempuan ini khawatir jika Xia Dabai memiliki ayah yang begitu kaya dan kemudian anak ini akan melupakan ibunya yang malang...

Para pelayan itu menunggunya sampai keluar dari kamar mandi, dan mereka juga sudah menunggu di luar sambil memegang gaun gantinya. Sekilas, masing-masing gaun elegan itu bertuliskan merek Chanel, suatu merek gaun yang sangat mahal. Dulu dia bahkan tidak bisa membayangkan untuk membelinya, tapi justru sebaliknya, lemari Xia Xingkong justru penuh dengan gaun yang mewah.

Semua orang di keluarga Xia sangat memanjakan adiknya itu. Namun Xia Xingchen segera memaksa pikirannya untuk tidak mengingat hal-hal yang buruk itu.

"Dia sangat murah hati ya," Xia Xingchen tersenyum, tapi ia juga merasa kalau pria itu juga tidak sopan.

"Nona Xia, Anda terlihat cantik memakai gaun itu." Para pelayan itu bertepuk tangan.

"Terima kasih." Xia Xingchen pun tersenyum, "Berapa lama Tuanmu akan kemari?"

"Silakan ke bawah dan minum teh dulu, Tuan akan segera datang."

Xia Xingchen menuruti permintaan para pelayan itu dengan baik dan turun ke ruang minum teh. Ia benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan orang yang membuatnya seperti ini!

*****

Sambil menikmati minuman teh yang disuguhkan serta membaca salah satu majalah. Saat Xia Xingchen membalikkan halaman ke 10 dari majalah tersebut di sofa itu, dirinya mendengar suara mobil berdengung di luar.

Setelah itu, semua pelayan segera berlari keluar satu demi satu. Meskipun mereka terburu-buru, mereka semua terlihat sangat sigap menghadapi situasi ini.

Namun situasi ini membuat perempuan ini menjadi bingung, 'Ada apa ini?'

Xia Xingchen mendongak, ia melihat para pelayan rumah itu baru saja keluar dari berbagai ruangan termasuk pekerja di ruang penyimpanan anggur. Mereka mengatur dasi kupu-kupu di lehernya sambil berjalan untuk persiapan menyambut seseorang yang ada di mobil itu. Tidak jauh dari sana, seorang pelayan tua yang melihat Xia Xingchen langsung mendekat dan mengajaknya, "Nona Xia, silakan keluar bersama kami! Tuan telah datang!"

Ketika Xia Xingchen mendengarnya, ia meletakkan majalahnya dan berdiri untuk langsung melangkah ke tempat para pelayan itu berkumpul.

Awalnya, ia penasaran dengan identitas pria ini. Tetapi ketika ia benar-benar ingin melihatnya, hatinya mulai berdegup ragu. Tangannya diluruskan ke samping agak menegang dan sedikit gugup.

Hari ini, ia masih samar-samar mengingat memori yang tertinggal dalam mimpinya. Laki-laki itu pernah menciumnya dengan penuh gairah. Sekarang, ia akan benar-benar melihat laki-laki itu...

Xia Xingchen masih berjalan mengikuti pelayan paling tua itu dan melihat dari kejauhan bahwa sudah ada beberapa mobil telah terparkir berdampingan di luar rumah mewah ini.

Sesaat kemudian pintu mobil kedua dibuka oleh supirnya. Pria itu, ya, pria yang pernah muncul dalam mimpinya, langsung masuk dalam jangkauan pandangannya.

Di luar rumah, matahari masih bersinar. Tinggi pria itu sekitar 188 cm. Sambil diikuti oleh lima orang di belakangnya, pria itu berjalan ke arah Xia Xingchen selangkah demi selangkah. Cahaya yang bersinar dari arahnya juga begitu terang, sehingga mampu membuatnya menyipitkan matanya, membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas ciri-ciri pria itu.

Dalam benaknya, ada aura yang menakjubkan menyelimuti pria itu dan sikapnya juga sangat memesona. Meski disertai kesombongan namun tidak menutupi aura kehormatan darinya. Ia berjalan selangkah demi langkah dan nyaris tidak memedulikan apapun dengan sekitarnya.

Akhirnya, pria yang dipikirnya tidak akan pernah ada di dunia ini, sekarang benar-benar muncul dan sedang berdiri di depannya.

Bayangan tubuh pria itu menutupi Xia Xingchen, dan untuk pertama kalinya, ia merasa bahwa tingginya yang 165 cm ini terasa begitu pendek. Sehingga ia pun mendongakkan lehernya agar bisa menatapnya.

"Xia Xingchen?" Ia menatapnya, tubuhnya sangat tinggi, Ia mengucapkan namanya dengan nada yang dingin.

Ya suara ini! Suara yang persis sama seperti dalam mimpinya, dan sekarang pria itu muncul di hadapannya....

Jantung Xingchen berdegup kencang, dan tiba-tiba berjuta rasa seakan bergejolak di dalam hatinya.

Ia menggertakkan gigi, menguatkan jari-jari kakinya, dan mengangkat tangannya...

Sekilas terdengar suara dari giginya, suara yang renyah itu seketika terdengar. Tanpa diduga, wajah pria itu berhasil ditamparnya dengan keras.

Seketika, napas semua orang yang ada disitu tertahan, dan para pelayan ketakutan serta berkeringat. Oh Tuhan! Apakah wanita ini... Tidak tahu siapa yang ia tampar?

Lihatlah Tuan mereka, awal keindahan sempurna itu langsung berubah pada saat ini menjadi seperti badai yang baru datang. Seketika membuat semua orang menjadi bergidik melihatnya.

Pria yang ada di belakangnya langsung melangkah maju, dan tiba-tiba memegang bahu Xia Xingchen.


next chapter
Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C5
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas Terjemahan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk