Suasana kembali sunyi setelah Bi Nanik masuk, aku tak tahu harus berbincang apa untuk mencairkan suasana di antara kami. Tiba-tiba aku merasa ada yang menggenggam tanganku dengan lembut. Tubuhku menegang.
Kami kembali bersitatap entah untuk berapa lama. Dadaku bergemuruh sangat kencang karena tanganku berada dalam genggaman Ali. Aku merasa ada badai listrik yang menyengatku.
Aku menghela nafas panjang dan sangat pelan, aku berharap Ali tidak tahu apa yang kurasakan saat ini. Aku menunggu Ali mengatakan sesuatu tapi dia sama bisunya denganku.
"Sudah malam, aku mau masuk," akhirnya kata itulah yang keluar dari mulutku. Aku menghela nafas panjang dan melepaskan tanganku dari genggaman tangannya.