Setelah diperiksa dan diberi obat oleh dokter Haris, akhirnya pasien itupun pulang. Haris segera duduk di sampingku sambil tersenyum. Nuril duduk tak jauh dari kami dan ikut. mengobrol bersama kami sementara Atika ke ruang bersalin untuk memeriksa seorang ibu yang hendak melahirkan . Dulu sebelum aku menikah dengan Ali kedua rekanku ini sangat suka sekali mendorongku agar mau menerima cinta Haris. Sebenarnya tak ada yang cela pada Haris, dia tampan dan juga banyak banyak yang memujanya entah itu para pegawai wanita di klinik kami atau dari pasien wanitanya sayangnya hatiku sama sekali tak tergerak kepadanya karena kesedihanku akan kematian Harsya juga karena separuh hatiku ada pada Ali walau aku tak berani mengakuinya waktu itu.