Ameera duduk di bangku taman seorang diri, seperti biasa. Dia sedang memandangi foto di ponselnya. Sesekali dia memperbesar untuk memperjelas sosok di foto itu. Dia kembali memutar video pendek yang sebelumnya sempat ia dengarkan juga, hanya untuk memastikan kalau dia mendengar kata yang benar.
"Barra … apa dia juga berganti nama? Apakah amnesia membuatnya lupa nama aslinya? Tapi bukankah dia tinggal bersama dengan pamannya?" pikiran Ameera tiba-tiba kesana kemari.
Dia lalu mengingat perkataan Tabo yang mengatakan kalau dia melihat Ameera di sebuah resto mahal bersama dengan Difky. Momen itu sangat samar di ingatan Ameera, namun dia masih memiliki kado itu bersamanya. Satu-satunya benda yang membuatnya percaya dengan perkataan Tabo dan mempertimbangkan DIfky.
Dia kembali mehela napas panjang.
"Apakah aku memang harus mempercayainya? Walau bagaimanapun dia telah membantuku untuk meredam emosi kak Neandro saat mengetahui kalau aku dan Varen hanya palsu," gumamnya.