Adrian menjadi semakin resah, jika Rana harus pergi maka Adrian akan mengikuti ke mana pun wanita itu pergi. Dia tidak ingin melepaskan Rana kembali.
Kembali Adrian menghubungi Rana, kali ini dia mendengar sebuah suara di ujung teleponnya.
"Hallo?"
Lelaki itu tercenung sesaat, suara makhluk yang keberadaannya tidak bisa dia akui itu menghangatkan hatinya.
"Ah ... hallo, Kenzie."
"Siapa ini? Mommy sedang berada di ruang tengah bersama Daddy," tutur Kenzie.
"Ini aku ... Papa Ayara," jawab Adrian, menjawab dengan gugup.
'Ini aku, Papamu Nak!' lirih Adrian dalam hati.
"Hmm ... untuk apa menelepon Mommy? Bisakah kau menelpon besok saja, kami sedang beristirahat. Oke, good night," tutup Kenzie, tanpa menunggu jawaban Adrian.
"Iya, baiklah," sahut Adrian, meskipun tahu sambungan itu sudah terputus.
Dukung terus Author dengan Voting. Batu kuasa dan hadiah sangat berarti. Terima kasih :)