Unduh Aplikasi
14.28% DENDAM MEMBAWA NIKMAT / Chapter 9: Bulan Madu Yang Gagal

Bab 9: Bulan Madu Yang Gagal

Rumah Ki Joko,_

"Ayah...kami mau pamit bulan madu!" ucap Garin Anggara

"Kalian mau bulan madu?" Ki Joko mengusap jenggotnya yang panjang.

"TIDAK BISA!!!"

Garin Anggara dan Widya terkejut.

"Ayah! Bikin kaget aja!" ucap Garin Anggara.

"Hmm. Aku serius!

Kalian bisanya ke Bali...itu pun jalan darat saja!"

"Yaak kok gak asyik gitu sih!" Widya ngambek. Sudah pernikahannya dilaksanakan sederhana, sekarang bulan madunya juga di batalkan.

"Mau selamat atau tidak!" Ki Joko berkata keras.

"Ya maulah...tapi...!" air mata Widya mengalir deras.

"Bagaimana kalau Kita ke Pulau seribu? Dekat, aman!" usul Garin Anggara.

"Tidak Mau !" Widya marah.

Widya memimpikan bulan madu di Yunani atau ke Spanyol. Bulan madu yang indah tinggallah impian, Garin Anggara ingkar janji.

Widya menangis.

"Garin... kamu ngga banget, sih?Janji mu dulu tidak begitu. Kita bulan madu di luar negeri...tapi... sekarang kamu ingkar janji... hiks!"

Garin Anggara bingung mau menjawab apa. Widya tidak mengerti, jiwanya dalam bahaya.

Garin Anggara bingung, Widya kalau sudah ngambek . susah di bujuk. Garin Anggara menatap ayahnya, minta pertolongan.

Ki Joko menghela nafas, mengeluh dalam hati.

dua orang pengantin baru ini merepotkan dia saja.

"Masa urusan bulan madu mereka harus aku yang atur?"_

Rencananya, setelah Garin Anggara dan Widya menikah,

Ki Joko juga mau menikah lagi. Ibunya Garin Anggara meninggal setahun yang lalu., Ki Joko mau menikah dengan wanita muda yang berilmu tinggi, sana seperti dirinya. Biar nyambung. Mereka bisa bulan madu keliling dunia sambil menuntut ilmu mistik internasional, memperdalam ilmu dan pengalaman. Ilmu supranatural juga ada tingkatannya seperti pendidikan formal, ada S!, S2 dan S3 hingga di sebut pakar sakti, ilmuwan mistis sejati.

Tapi agaknya rencana Ki Joko terhambat. Pernikahan Garin Anggara dan Widya tidak normal. Widya mengalami kecelakaan, tubuhnya cacat, rusak berat. Roh Widya tidak mau tinggal di jasad yang rusak itu. Dia dan Garin Anggara harus menculik Karin, untuk Widya.

Masalahnya sekarang, Ki Joko baru tahu kalau Karin itu, putrinya nyonya Ana Masliha. Seorang para normal terkenal. Ki Joko terpaksa mengirim orang ke langit Samudera Pasai menangkap nyonya Ana Masliha, wanita itu di penjara untuk jangka yang lama.

Ki Joko cari akal, dia harus membuat Widya berhenti khawatir.

"Widya... Raga dan Jiwa mu itu belum menyatu, sewaktu-waktu bisa lepas kondisimu masih belum stabil. Salah-salah kamu bisa diculik pasukan gaib... jiwa mu di ambil, jasad mu yang sekarang ini bisa di ambil lagi sama pemiliknya?!" gertak Ki Joko.

"Huwaaaa!"

Widya menangis keras.

Ki Joko pusing. Dia tidak mau ngomong lagi.

"Widya manja, cengeng. Dasar anak orang kaya! Kalau bukan karena Widya putrinya Sasongko Wicaksono, mana mau aku menikahkan Garin Anggara dengan dia!"_

Widya putrinya Sasongko Wicaksono sahabatnya. Dia konglomerat terkaya di Indonesia. Perusahaannya banyak. Dengan menikahi Widya, Garin Anggara bisa hidup enak tanpa bekerja.

Ki Joko pergi ke kamarnya, tidak mau ikut campur. Dia ingin bersemedi.

"Untuk sementara waktu, Widya aman. Nyonya Ana Masliha tidak bisa menolong Karin!"_

Rencana Ki Joko terpaksa di . tunda, gara-gara urusan jiwa Widya dan jasad Karin yang tidak menyatu sempurna.

**"**

Di ruang tamu, pasangan pengantin baru itu masih di sana.

Widya menangis ketakutan,

"Garin... aku nggak mau...ku gak pisah dengan tubuh ini!"

Widya kembali menangis

Garin Anggara memeluk istrinya, dalam hati dia menggerutu.

Ayahnya itu bukannya membantu, dia malah menakut-nakuti Widya. Sekarang Garin Anggara kerepotan membujuk istrinya.

Kelakuan Widya tidak berubah. Dia suka ngambek dan gampang menangis. Sejak kecil Widya dimanjakan orang tuanya. Apapun maunya selalu di turuti.

"Widya... percayalah padaku. . Tak ada yang berani memisahkan dirimu dari tubuh mu! Kita akan terus bersama, sampai tua, sampai kita kakek nenek, sampai ke akhirat!" Garin Anggara membelai rambut istrinya dengan penuh kasih sayang. Pria ini sangat pandai merayu

Widya terbujuk,

"Umm... terus... kita bulan madu kemana?" Widya masih menuntut bulan madu.

Garin Anggara tersenyum,

"Yang penting bukan madunya, bukan tempatnya!" Garin Anggara membujuk Widya.

Widya setuju.

Akhirnya pasangan pengantin baru itu memutuskan bulan madu di puncak Bogor.

Garin Anggara memeluk Widya, pria itu tersenyum aneh.

Diam-diam Garin Anggara menikmati fenomena menarik pada istrinya ini.

Widya menjadi satu tubuh dengan dua jiwa. Karin sewaktu-waktu bisa muncul di tubuh Widya, pada saat Widya tidak sadar.

"Hmm! Widya... Karin! Widya rasa Karin, Karin rasa Widya!"_

Widya di tubuh Karin tidak berubah, terutama cara dan gaya bercintanya. Namun di saat Widya terpejam, dan mulai menikmati percintaan mereka, yang muncul malah Karin.

"Karin...ohh!' Garin sadar Karin masuk ke tubuhnya, walau hanya beberapa detik, tetap menimbulkan sensasi yang berbeda.

"Karin... kamu indah sekali!" Garin bergumam dalam hati. Dalam mata terpejam, dia merasakan aura Karin meronta hebat, menambah gairah Garin.

"Karin...aaarhhh!"

Widya tidak mendengar erangan Garin menyebut nama Karin. Saat itu jiwanya sempat menghilang.

Saat akhir Widya hadir.

"Garin...lagi aku belum puas!"

Garin rebah ke sebelahnya.

"Widya...tunggulah 30 menit lagi!" Garin tersenyum puas. Tadi dia bercinta bukan dengan Widya, tapi dengan Karin. Karin membuatnya puas lahir batin.

Widya cemberut, Garin hanya memuaskan dirinya sendiri, dengan kesal Widya masuk kamar mandi. Menangis.

Pasangan itu kembali bercinta. Kali ini Karin hadir, lebih lama. Karin berontak. Garin Anggara terpaksa melakukan kekerasan fisik. Dia mengikat tubuh Karin, menutup mulutnya dengan lakban. Garin Anggara bermain di atasnya dengan gembira. Dia harus menaklukan Karin dengan kelembutan.

Lambat-lambat... Karin berhenti berontak, Garin Anggara membuatnya terbuai.

Garin Anggara melepaskan ikatannya, membuka lakban di mulut Karin.

KARIN MENDESAH!!!

Garin Anggara tersenyum puas.

"Aku harus merahasiakan ini dari Widya dan ayah!"_ Garin Anggara curang.

Di tempat lain, di waktu yang sama, Karin menemukan ruang yang tenang untuk bersemedi. Dia ingin menengok jasadnya.

APA YANG TERJADI.

TIDAK TIDAK.

Garin menangkap ku. Dia tahu aku ada di jasadku. Sial. Garin kep4r4t! Kamu menodai tubuhku.

Tidak. Mengapa begini.

Garin...Ahhh!!!

Oh tuhan...apa ini? Mengapa aku... Garin...dia...ahh!

Karin tersadar.

"Tidak. Aku tidak sudi. Aku tidak ikhlas!" Karin berontak. Lepas. Karin berkeringat.

"Garin kurang ajar! Dia m mentertawakan aku. Awas kau!"_ Karin marah.

"Aku harus pulang! Aku harus menyelamatkan tubuhku!"_ Karin menangis pilu.

Kembali ke kamar pengantin

Widya terbangun dari alam bawah sadarnya. Dia terkejut menyadari keadaan. Garin Anggara menikmati tubuhnya.

"Garin...ooh... sayang...lamaan dikit dong...aku belum puas...!" Widya mendesah manja.

Garin Anggara terpaksa menguras tenaga. Dia meniduri 2 wanita dalam waktu bersamaan.

Tenaga Garin Anggara terkuras. Garin Anggara rebah kelelahan.

Widya menggerutu. Garin Anggara tidak se-perkasa dulu. Garin kembali mengecewakan dirinya.

Widya menuntut Garin Anggara melayaninya, lagi dan lagi.

Garin Anggara kesal. Lama-lama rasa cintanya ke Widya bisa hilang, Dia lebih terobsesi ke Karin.

"Karin lebih menggairahkan!"_ ucap Garin Anggara dengan tubuh lunglai.

***


next chapter
Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C9
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk