4 tahun silam, adalah masa dimana semua kepahitan terjadi menjelma sebuah ambisi dan darah penuh dendam untuk Jonathan. Perlakuan semena-mena dari Papa dan Mama yang 27 tahun yang lalu pernah memungutnya di depan gerbang rumah yang kini tetap menjadi tempat tinggalnya.
Hidup silih berganti hingga pada akhirnya Jonathan bisa mengembangkan perusahaan Yasa di Bandung. Berlarut-larut dalam kesedihan batin karena kehilangan Viola bukanlah jalan satu-satunya, bangkit perbaiki diri serta mewujudkan ambisi. Ya, itu yang tertanam dalam benak Jonathan, dengan berbagai upaya ia kerahkan agar bisa membuat perusahaan yang ia bangun selama ini semakin maju.
"Sudah pulang, Den." Ujar Pak Joko pada Jonathan yang kala itu membukakan pintu gerbang untuk Jonathan yang baru saja pulang dari Bandung.