Seorang gadis berjilbab ungu sedang membaca buku di halaman rumah ditemani angin sepoi dan kupu-kupu yang beterbangan, tidak lupa teh hangat yang ada di genggamannya.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang membangunkan ia dari fokusnya membaca, terlihat wanita paruh baya yang memakai gamis ungu datang menghampirinya.
"Deea, kamu udah makan?"
Tanya wanita paruh baya itu. Ya, gadis Yang sedang mambaca buku itu adalah Deea, sang pecinta buku.
"Iyah, Deea udah makan umi"jawabnya.
"Ya sudah, kalau begitu umi pamit, mau ke pengajian,umi titip Embul yah"kata wanita paruh baya itu melihat ke arah Deea yang sedang memperhatikannya.
Deea hanya mengangguk, lalu wanita paruh baya itu melenggang pergi dengan mengucapkan salam tak lupa ia mencium kening Deea.
Deeana Indaya, gadis manis pecinta buku, dia anak dari pasangan Ibnu Wahyudi dan Laras Inaya, ayahnya seorang guru di Bandung dan ibunya seorang ibu rumah tangga, dia memiliki kakak laki-laki bernama Izzam, dan seorang adik yang lucu bernama Zafran.
Dia lahir dari keluarga yang rukun dan harmonis hingga suatu saat kejadian yang amat mengerikan terjadi, Mobil Yang ditumpangi keluarganya masuk ke jurang hingga
menewaskan seluruh anggota keluarganya, kala itu dia sedang berada di rumah menunggu kepulangan keluarganya dari acara pernikahan teman ibunya, dia tidak ikut karena sekolahnya sedang ada acara yang mengharuskan semua siswa dan siswi datang. Keceriaan dari wajahnya tampak terlihat kala menunggu keluarganya, hingga panggilan telepon datang dan mengubah segalanya, keceriaan di wajahnya seketika hilang, gambaran ekspresi wajahnya tak terlihat seperti dulu, hanya sedih yang dirasakannya.
Dia akhirnya tinggal di rumah pamannya Yang berada di kampung, dia sekolah di pesantren milik pamannya untuk menambah pengetahuan agama, keceriaan Yang sempat hilang akhirnya kembali terukir di wajahnya karena pamannya selalu menasehatinya bahwa semua yang ada di dunia Ini hanya titipan dan akan kembali jika sudah waktunya.
Di umurnya yang ke Lima belas tahun dia harus pindah ke kota karena dia mendapatkan beasiswa disana dan tinggal bersama keluarga besar Taufiqurrahman. Dia tinggal disana karena dulu anak bungsu Taufiqurrahman tinggal bersama pamannya.
Deea mendapatkan limpahan kasih sayang dari keluarga Taufiqurrahman, Keluarga Taufiqurrahman adalah keluarga terpandang dimana Aji Taufiqurrahman dan istrinya Ana Taufiqurrahman, ialah sepasang suami istri yang mendirikan pesantren dan pemberi donatur terbesar di sekolah Deeana, sepasang suami istri itu memiliki tiga orang anak. Yang pertama Bagas Taufiqurrahman yang sudah menikah dengan Liana Ismi dan memiliki seorang anak bernama Rembulan Taufiqurrahman Yang memiliki panggilan Embul. Yang kedua adalah Ishaq Taufiqurrahman dimana ia adalah seorang Youtuber Yang kontennya banyak diisi dengan shalawat Yang ia dendangkan dan yang terakhir adalah Sultan Taufiqurrahman Yang sempat tinggal bersama pamannya itu.
🏵️🏵️🏵️
Deea masuk ke dalam rumah dan mendapatkan seorang anak kecil tengah tertidur di sofa, anak itu adalah Embul anak dari Bagas dan Liana, Deea menghampiri Embul dan menggendongnya, ia membawa Embul ke kamar anak itu dan segera menidurkannya. ia lalu pergi ke dapur untuk minum dan mendapati Liana yang sedang menggoreng ikan.
"Kak lian, kakak ngapain disini, bukannya kakak lagi sakit, sini biar aku saja kak, tadi umi juga nitipin Embul ke aku" kata Deea sambil memperhatikan Lian menggoreng ikan.
"Kakak cuma lemes aja Dek, kakak gak papa, oh iyah Embul dimana?kakak gak liat dari tadi."Tanya lian melihat ke arah Deea.
"Embul tadi aku tidurin di kamar, capek mungkin habis main sama umi. "Jawab Deea asal.
"Ngaco kamu, masa main sama umi sampe kecapean emang umi anak ABG Yang ngajak main lari-larian apa" kata Lian Yang aneh dengan pemikiran deea yang terlihat absurd.
"Hehe, iya yah, oh yah kak, si adek kemana?" Tanya Deea Yang menanyakan keberadaan Sultan.
"Tadi tuh kakak liat dia naik motor sama Ishaq, tapi gak tahu kemana".jawab Lian Yang kini mematikan kompor dan menuangkan ikan Yang sudah jadi ke piring.
"Dasar Ishaq! awas aja tuh orang ,bisanya bikin kesel aja, udah tahu aku sekarang jadwalnya beli buku, malah pake bawa si adek segala lagi. Iiiiiih kezelll". Deea beringsut pergi begitu saja sambil menghentakan kakinya, meninggalkan Lian Yang menggelengkan kepalanya merasa aneh dengan sikap Deea Yang terkadang bersikap seperti anak kecil.
Sesampainya di ruang tamu Deea mendengar suara motor di luar, dia akhirnya keluar melihat siapa Yang datang dan ternyata adalah Ishaq dan Sultan Yang sedang menstandarkan motornya. Deea lalu menghampiri mereka.
"Heh Ishaq! bisa-bisanya Lo bawa si adek, pake nebeng segala lagi, gak punya duit lo, buat beli bensin mobil ? "
Kata Deea yang mengejutkan keduanya,Sontak saja Ishaq langsung menjawabnya.
"Heh, terong ungu, enak aja ngatain gue gak punya bensin, elo tuh yang nggak punya apa-apa, mobil gak punya bensin apalagi, sembarangan kalau ngomong, gue itu pergi beli kamera, kamera gue rusak, sekalian si adek mau beli alat tulis, soalnya tokonya deketan, gitu terong".jawab Ishaq sedikit sarkas sambil memperhatikan Deea Yang menahan amarahnya kepada Ishaq.
"Terong-terong, elo Yang terong, sembarangan kalau ngomong gak di jaga,anak cantik calon song wei long aja di bilang terong,dasar upil kuda". Ucapnya sambil menunjuk ke arah Ishaq
"Heh,kalau gue terong itu bener, lah lo apa?Donat atau lo,ih gue gak ngebayangin kalau lo itu gak bergender,alias terong bukan,donat bukan, pake ngaku calon song-song apa itu,gak jelas namanya ribet banget kek jalan idup lo,lagian dia tahu apa kalau lo nafas?enggak kan! hahahahaha".ucap Ishaq sambil menertawakan Deea.
Deea yang kesal dengan perkataan Ishaq dia menendang kaki Ishaq.Sementara itu,Sultan langsung masuk ke dalam rumah dan tak mendengarkan perdebatan mereka yang setiap hari membuat gaduh.
"Heh,rasain tu,pake ngomong gue gak punya gender,lo yang punya terong gak bisa ngalah ama gue itu yang namanya banci alias gak jelas gendernya,byeee".ucap Deea yang langsung meninggalkan Ishaq yang kesakitan karena ulahnya.
"Deaa-Deea, loh itu lucu, ish kenapa sih"gumam Ishaq yang mengingat kelakuan Deea sambil menggeleng-gelengkan kepala. setelahnya Ishaq langsung pergi ke kamarnya mengistirahatkan badannya yang lelah.
sementara itu, Deeana berjalan masuk ke perpustakaan, Deea memilih untuk duduk dan melihat kalung yang dipakainya.
"Bu, aku kangen ibu... ",ucap Deea sambil memegang kalung yang ada di lehernya. kalung pemberian mendiang ibunya yang selalu Deea bawa kemanapun, walau dia terkadang tak memakainya, kalung itu selalu ia bawa dalam tas nya. Kalung itu memiliki liontin yang berinisialkan namanya yaitu huruf D.