Matahari perlahan mulai menyembunyikan dirinya, langit sore berwarna orange membuat Sienna yang sekilas menatap jendela terkagum-kagum.
"Arga, Sienna, Mama pamit duluan ya. Udah sore nih, enggak enak kalau masih di sini," pamit Reine.
"Iya, Ma," kata Arga.
Reine memeluk erat Sienna. "Jaga diri kamu ya, Sienna. Mama cuma bisa berharap yang terbaik padamu," kata Reine.
Sienna membalas pelukan Reine. Ia sudah menganggap Reine sebagai ibunya sendiri.
"Ya sudah, Mama jalan sekarang ya," kata Reine.
"Ma, aku antar ya," tawar Arga.
"Oke," balas Reine.
Reine dan Arga berjalan keluar dari kamar rawat itu sedangkan Sienna menatap langit-langit kamar.
"Hah, sampai kapan hidupku begini? Kenapa papa tidak bisa memahami isi hatiku?" gumam Sienna.
Tring tring
Ponsel milik Sienna berbunyi. Ia melihat yang menelepon Icha langsung mengangkatnya. Terdengar suara seseorang yang sangat ia kenali sedang berbicara dengan Tere di seberang sana.