Kenzo dan Bianca kembali fokus pada makanannya. Cia yang hendak menaruh alat makan itu tangannya terpleset.
Prang prang
Cia menutup telinga dia begitu mendengar suara pisau san piringnya jatuh ke lantai.
"Cia," tegur Bianca dengan tatapan tajam.
Cia yang ketakutan dengan suara dingin Bianca menundukkan kepala.
"Bianca, tenang," kata Kenzo membelai lembut punggung Bianca.
"Aku enggak suka lihat Cia bertindak nakal. Dibilangi susah," balas Bianca.
Mata Cia berkaca-kaca. "Maaf, Mama, Cia enggak sengaja," kata Cia sambil menundukkan kepala.
"Cia, lihat mama kamu kalau sedang berbicara," tegur Kenzo.
Cia mengangkat kepalanya. Jonathan melihat pipi Cia basah dengan air mata mengambil tissue lalu mengelapnya.
"Mama sudah bilang kan enggak boleh main-main dengan peralatan makan. Sekarang jatuh, kamu enggak malu sama orang di sekitar. Mama sudah bilang juga kalau Cia sudah dikasih tahu didengar.Punya telinga untuk apa, Cia?" tegur Bianca.
"Untuk mendengar, Mama," balas Cia.