Aruna berjalan cepat mendekati mobil yang dibawa Herry, membuka pintunya dengan gerakan tegas kemudian bergegas masuk, dan tak disangka perempuan ini membanting pintu hingga Mahendra hampir saja menabrak pintu tersebut.
Mahendra mengetuk kaca jendela, berharap Aruna berkenan membuka pintu mobil untuknya. Akan tetapi bukannya diizinkan terbuka, perempuan tersebut malah mengaitkan tangannya pada tuas pintu bagian dalam, sehingga lelaki bermata biru terpaksa mengurungkan niatnya duduk di kursi belakang.
Bersama dengan laju mobil keluar dari kebun Raya, Mahendra duduk di kursi penumpang bagian depan -dekat dengan ajudannya. Lelaki tersebut tak henti-hentinya menoleh kebelakang -berusaha memprediksi, apakah istrinya yang murah hati tersebut berkenan meredakan gemuruh dadanya.
Sang suami yang mendapatkan ekspresi cuek dari istrinya, mencoba mengalihkan suasana hati perempuan yang akhir-akhir ini suka sekali menekuk bibirnya.