Aku masih duduk di tempat itu, di depan meja oval dan sebuah lantai beralaskan pazel. Merasakan eksistensi ruang dan kontinuitas waktu terhenti disana. Kau yang masih sibuk dengan laptopmu di ujung meja, membuatku selalu bertanya.
Tuhan benar-benar menciptakan seorang malaikat, dan malaikat tersebut kini berada di hadapanku. Kau selalu indah dan misterius dalam waktu bersamaan, dan aku selalu tersandera di dalam ruang imajinasiku tiap kali melihatmu.
Kau pasti akan menganggapku gila jika aku ceritakan narasi imajinasi yang aku susun detik ini.
Ya. Aku tengah berlarian di padang savana dengan rumput hijau yang tersibak oleh..
"BRAAK!!"
Suara memekikan telinga di ujung sana, menjadikan sang pembaca menjatuhkan bukunya.