Gilang segera meraih Caca dalam pelukannya. " Oh, sayang!" Gilang mengelus punggung Caca dengan berlinang air mata.
Putri kecilnya itu sangat baik hati. Sehingga apa yang dilakukan pengasuhnya benar-benar dianggap hanya tidak sengaja. Benar mungkin anak kecil mudah di bohongi. Tapi Caca, dia hanya memiliki hati seperti mutiara.
Semua yang melihat Caca hanya menggeleng tidak percaya.
" Ini tidak bisa dibiarkan, Lang!" geram Rendra.
" Aku bisa mengatasinya, Ren," ucap Gilang sembari melepas pelukan dari putrinya.
" Siapapun yang berani menyakiti putri Papa. Dia akan mendapatkan balasan yang setimpal," ucap Gilang bergetar karena menahan tangis.
Dirinya sudah mencurigai Ardhan dan Anaya. Yang membuat hatinya kian merasa bersalah.
" Maafkan aku sudah mencurigaimu, Dhan. Dan terima kasih sudah menjaga Caca dengan baik. Kami pamit dulu dan akan menyelesaikan masalah yang seharusnya kami selesaikan," ucap Gilang pamit pada semua orang.