" Selama ini aku hanya bisa memandanginya. Tanpa bisa mengatakan perasaan ini. Kenapa? Kenapa harus kamu?" monolognya sendiri sembari menatap sebuah foto di layar ponselnya.
Sebuah foto dimana putrinya bersama dengan wanita yang ternyata mulai di sukainya.
Gilang tersenyum tipis menatap layar ponselnya. Lalu kembali meletakkannya di atas nakas. Ia berdiri sembari memasukkan satu tangannya ke dalam saku celana, sedang tangannya lagi ia gunakan untuk menyeruput kopi yang sedari tadi menemaninya.
Gilang memandang pemandangan dari atas kamarnya. Hanya menampilkan beberapa rumah yang sepi, karena mungkin pemiliknya sudah berangkat bekerja atau melakukan aktifitas lainnya.
" Andai saja suamimu adalah orang yang arogan, yang bejat atau yang suka menyakitimu. Aku pasti sudah menjadi penolong agar kau pergi dari kehidupan yang tak membuatmu bahagia," monolognya sendiri.