" Aku dan Ardhan berniat tinggal di rumah Ayah Arya. Kami ingin mandiri Pa, Ma," ucapku akhirnya yang membuat mereka terdiam.
Papa kembali menutup pintu mobilnya. Ia urung untuk masuk ke dalam mobil. Mama memandangku seakan terkejut. Aku melirik ke arah Ardhan sebentar. Lalu aku menghampiri Mama yang seakan terpukul dengan apa yang aku sampaikan.
" Kenapa harus tinggal pisah, Nay?" tanya Mama Sabrina. Kulihat matanya sudah mengembun oleh air mata. Aku meraih tangannya dan menggenggamnya erat.
" Ma, kami hanya ingin mandiri. Tidak mungkin kami yang udah berumah tangga akan selalu hidup bergantung pada Mama juga Papa. Akan lebih tidak enak jika aku tinggal bersama orang tua Ardhan, begitupun sebaliknya. Ardhan juga akan merasa sungkan jika terus tinggal sama Mama dan Papa. Untuk itu aku dan Ardhan akan memilih tengahnya saja. Supaya kami sama-sama enak. Kami akan selalu mengunjungi kalian Ma, Pa," terangku pada Mama.