Beberapa menit kemudian suasana didalam kamar sudah bisa ditebak tercipta badai yang hanya sepasang suami istri bisa ciptakan. Hampir setiap hari Thomas menagih kompensasi waktu yang hilang dengan membayarnya setiap malam. Kompensasi yang menggelikan, menurut Dinda.
"Cukup Thom, aku .... lelah." Setelah setengah jam, 1 jam, bahkan 2 jam Thomas terus memacu tubuh Dinda tanpa henti dengan berbagai posisi.
"Sebentar lagi sayang." Thomas seperti tidak ada puasnya. Tubuh Dinda seolah mengandung magnet asmara yang bila berada didekatnya susah dilepaskan. Padahal, Dinda tidak memakai pakaian tipis kurang bahan, dandanan pun sebatas bedak dan lipstick. Dinda memaklumi karena mungkin Thomas adalah pria yang tidak pernah bergaul bebas dengan wanita manapun, jadi istrinya buatnya adalah tempat menumpahkan segala hasrat dan keinginan, kecuali masalah. Ya, Thomas tidak pernah membagi masalah pekerjaannya ke rumah. Meskipun dia tahu kalau istrinya bukan perempuan yang mudah stress.
-----