Bian mulai memicingkan matanya dan BANG dua peluru mendesing ditengah malam. Dua peluru berhasil menembus dada kedua pengawal dan mereka roboh ditempat tanpa menimbulkan keributan sama sekali. Bian berjalan perlahan mendekati kedua penjaga yang terkapar dan mengecek nadinya dengan dua jari telunjuk dan jari tengah disatukan ditempel ke leher para penjaga. Setelah dipastikan mereka tidak bernyawa, Bian mulai mengendap masuk kedalam gerbang untuk menembus pertahanan kedua.
Dua penjaga sedang mondar mandir dibagian dalam dari hasil pengamatan Bian lewat lubang kecil ditengah pagar yang berhasil dia buat dengan menggunakan mesin bor tanpa suara yang terbuat dari baja dengan kecepatan tinggi. Bian memutari pagar tinggu hingga ke bagian samping yang akan dilompatinya. Kawat tajam yang ada diatas pagar tidak menghalanginya untuk masuk. Jaket tebal dijadikan alas untuk pijakan sepersekian detik sebelum tubuhnya mendarat sempurna ditanah berumput yang dipenuhi tanaman pot bunga-bungaan.