"Haduh, bagaimana ini berdua saja? Aku ajak siapa lagi ya? Bapak ibu kemana ya aku cari tidak ada. Siapa ya yang bisa menemaniku?" Otak Dinda berpikir keras mencari teman berbicara dengan pengacara.
"Ah sudahlah, di teras belakang saja kalau begitu. Tempat terbuka tapi jauh dari telinga semua orang." Gumam Dinda. Dinda keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju ruang tamu.
"Selamat siang pak Steven, mari kita bicara di teras saja. ikuti saya." Steven bangkit dari duduknya dan mengikuti nyonya rumah yang terkenal menjaga jarak dengan semua lelaki. "Bi, tolong minumannya dibawa ke teras belakang ya. Terima kasih." Pas kebetulan bi Eneng lewat akan membawakan minuman.
"Baiklah pak Steven, katakan kenapa anda begitu memaksa ingin bertemu saya." Dinda duduk di kursi single diantara 4 kursi single lainnya yang mengelili sebuah meja persegi panjang. Suasana di teras yang lebih mirip di sebut gazebo itu sangat sejuk dan beratapkan kayu sederhana namun bernilai fantastis.