Pelayan itu malah merasakan darahnya menjadi panas dingin ditatap dengan tajam oleh si pangeran tampan itu sehingga Ia kemudian menundukkan wajahnya. Wajahnya bersemu merah. Tatapan Pangeran Abbash seakan merobek dadanya dan menghujam sampai ke hati.
Pangeran Abbash mengangkat alisnya dan berkata, "Mabuti po naman ( aku baik – baik saja ) " Kata Pangeran Abbash sambil menatap dingin.
"Cukup berhenti main – mainnya. Istriku sudah sangat lapar" Kata Pangeran Abbash mulai tidak suka. Wajah tampannya kini berubah menjadi keruh. Ia sangat tidak suka dengan tindakan si pelayan yang sok akrab dengannya. Pangeran Abbash bersumpah kalau seandainya Ia tidak sedang bersama Alena dan dalam kondisi sedang melarikan diri Ia pasti akan membunuh si pelayan itu.
Pelayan itu segera masuk ke dalam dan mengurus pesanan Pangeran Abbash. Setelah si pelayan pergi Pangeran Abbash lantas menggenggam tangan Alena dengan lembut.