Sang imam tua sebenarnya mengerti maksudnya. Ketika seseorang masih muda, masih banyak waktu yang tersisa. Ilmu kehidupannya tidak bisa dipahami dalam sepuluh atau dua puluh tahun.
"Masuklah." sang imam tua memanggil ke pintu masuk.
Xiao Liulang masuk.
Pandangan imam tua jatuh pada wajah Xiao Liulang, dan dia langsung terpaku.
Xiao Liulang pernah menghadiri kelas sang imam tua ketika ia masih anak-anak. Sang imam tua tentu saja mengenalinya.
Namun kalimat selanjutnya dari imam tua hampir membuatnya tersedak, "Apakah saya mati? Mengapa kamu juga mati? Sudah habis, tidak ada yang akan mewarisi tempatku!"
Xiao Liulang: "..."
Imam tua: "..."
Butuh banyak usaha dari sang imam tua untuk meyakinkan orang tua tersebut bahwa pemuda di hadapannya tidak mati.
Mengenai mengapa dia tidak mati, imam tua tidak berkata, orang tua itu tidak bertanya.
Untuk hidup sampai usia ini, mengenal takdir, beberapa hal jelas di dalam hati tapi tak bisa ditelusuri.