Hingar bingar keramaian dan kemeriahan pesta. Semua tamu undangan mulai berdatangan, mereka semua memakai baju yang mewah dan mahal. Tas dan perhiasan berharga puluhan, bahkan ratusan dolar menempel erat di tubuh para wanita. Para laki-laki memakai setelan jas rapi dengan harga selangit. Pesta kelas atas, tak jauh berbeda seperti ajang pamer kekayaan dan status sosial seseorang.
Keindahan pesta ulang tahun hari ini tak dirasakan oleh Tiara. Walaupun ini juga pesta ulang tahun dibuat untuknya dan Tara, tetapi bisa ditebak siapa primadona pesta ini. Sudah pasti saudara kembar Tiara yaitu Tara Jiang.
Baju indah dan elegan dikenakan Tara, meski itu milik Tiara. Sedangkan Tiara memakai baju gaun sederhana yang dibeli secara dadakan. Tentunya tidak bisa dibandingkan dengan baju pesta rancangan desainer terkenal dari butik termahal di kota S.
"Tara sayang, kamu cantik sekali. Seperti putri kerajaan yang ada di dongeng-dongeng", ucap para tamu undangan kepada Tara, sembari memberikan ucapan selamat ulang tahun.
Mereka semua memuji Tara dengan senyuman, namun berbeda ketika mereka melihat ke arah Tiara dengan sinis dan jijik.
"Bukankah itu Tiara? kenapa pakaiannya sederhana seperti itu. Berbeda sekali dengan Tara. bukankah mereka berdua itu kembar ya?" bisik para tamu. Tiara hanya bisa menunduk malu, ia pergi menjauh dan duduk sendiri di kursi dipojok ruangan.
disaat yang sama datang seorang laki-laki tampan melihat kesana kemari, seolah-olah sedang mencari seseorang ditengah kerumunan tamu undangan.
" Direktur dan nyonya Jiang. Dimana Tiara?", tanyanya kepada Jerry dan Sonya. Kemudian menjabat tangan kedua rang tua tiara secara bergantian.
Laki-laki itu adalah Jonatan yang merupakan kekasih Tiara. Laki-laki Tampan berambut pirang, kulit sawo matang, dengan tinggi 180 cm. Jonatan merupakan teman kuliah Tiara, mereka berdua dekat sejak saat itu.
Tiara dan Jonatan berencana menikah dalam waktu dekat. Jonatan sudah punya pekerjaan tetap di perusahaan ayah Tiara, sebagai General manager di perusahaan Jiang Grup.
"Itu Tiara", ucap Jerry sambil menunjukkan arah pojok, tempat Tiara sedang duduk sendirian.
Natan berjalan mendekat ke arah Tiara. Mereka berdua mengobrol santai, hal ini sedikit mengobati rasa sepi di hati Tiara. Natan begitulah Tiara memanggil kekasihnya.
Dari kejauhan Tara memperhatikan tingkah laku keduanya yang cukup mesra.
" Tampan juga laki-laki itu. Siapa dia? Kenapa bersama Tiara?. Sial! aku harus dapatkan laki-laki itu!. Ya... Meskipun harus merebutnya dari Tiara. Sorry my sister, I like your boyfriend", ucap Tara tersenyum jahat.
**
"Sayang, kenapa kamu sendirian disini? bukankah seharusnya kita menikmati pesta ulang tahunmu. Jadi, kamu harus bahagia", ucap Natan. Ia memberikan kecupan lembut di kening Tiara.
Tiara sebenarnya sama sekali tidak ingin bertemu dengan para tamu undangan. mereka yang sejak dari berbisik menghinanya. Demi menghormati Natan, ia setuju untuk bergabung dengan para tamu yang lain.
Natan menggandeng tangan Tiara, menuju ruang utama pesta. Tiba-tiba, Tara mendekat kearah keduanya.
"Saudaraku sayang, tidakkah kau akan mengenalkan laki-laki tampan disampingmu itu kepadaku?", ucap Tara dengan mengedipkan matanya.
Sepintas Jonatan melihat ke arah Tara Jiang. " Hemm! Cantik juga wanita ini, gumamnya dalam hati. Pesona wajah cantik dan tubuh seksi yang di miliki oleh Tara memang sulit untuk ditolak.
"Saya Jonatan, kekasih Tiara", jawab Natan memperkenalkan diri.
Tiara dengan wajah masam langsung meraih tangan Natan, dan mengajaknya menjauh dari Tara. " Ha..ha.." Tara tersenyum puas, ia berhasil membuat Tiara cemburu.
"Saudaraku tersayang, tidak ada milikmu yang tidak bisa aku miliki" Gumamnya.
Tara kembali ke tengah-tengah pesta. sekarang sudah waktunya, mereka berdua memotong kue ulang tahun.
Tara dan Tiara meniup lilinnya bersama-sama.
Mereka berdua berdiri berdampingan. Jelas reaksi dari para tamu beraneka ragam karena melihat tampilan keduanya yang berbeda begitu jauh. Tara yang glamor dan Tiara yang sederhana.
Pesta pun telah usai, para tamu undangan telah pulang ke rumah masing-masing.
Tiara mengantarkan Natan ke luar hingga masuk mobil.
" Bye bye, Sayang. Good night" Natan berpamit sambil melempar senyuman.
"Bye bye, hati-hati dijalan", jawabnya sambil melambaikan tangan.
"Good night, muaachh" Tara berlari dari dalam rumah memberikan kecupan dari jauh untuk kekasih Saudarinya itu.
Natan melajukan mobilnya menjauh, dengan cepat meninggalkan rumah keluarga Jiang