"Fumu. Mari kita lihat. Walau aku sudah mendapatkan banyak jutsu warisan dari Yondaime, tapi ada baiknya menambah koleksi."
Sekarang Elena berada di tempat yang telah dikatakan Mizuki. Lokasi itu cukup tersembunyi, membuat masih belum ada ninja yang berhasil menemukan keberadaan Elena.
"Aku ingin tahu, kira-kira Jutsu apa yang tersimpan di tempat ini sampai membuat gulungan ini dijadikan sebagai gulungan yang disembunyikan." Karena rasa penasarannya, Elena membuka gulungan Jutsu yang telah didapatkannya.
Dia kemudian melanjutkan dengan membaca petunjuk Jutsu yang ada di sana. Ekspresi Elena biasa saja, tidak terkejut, tertarik, atau kagum. Menurutnya tidak ada yang istimewa dengan Jutsu di sana.
"Hmm, jadi ini teknik tingkat yang lebih tinggi daripada Bunshin no Jutsu, yaitu Kagebunshin. Perbedaannya, jika hanya Bunshin biasa merupakan tiruan, dan jika itu Kagebunshin memiliki kemampuan lebih tinggi dari Bunshin biasa."
Elena menutup kembali gulungan setelah merasa selesai mengamati Jutsu di sana.
"By the way, teknik astral klon milikku mampu menciptakan tiruan yang tidak bisa diserang menggunakan serangan fisik dan tetap bisa menyerang."
'Walau bagimu teknik itu tidak berguna, tapi bagi orang lain itu merupakan teknik yang kuat. Klon yang bisa ikut bertarung akan memberikan keuntungan dalam jumlah pada saat pertarungan,' komentar Kurama.
"Oke, aku akan sedikit melakukan perubahan kalau begitu."
---
Naruto dan Iruka sedang mencari Elena bersama-sama. Setelah melakukan percakapan singkat, Naruto memilih untuk ikut mencari Elena sebagai adik laki-laki yang baik.
"Apa kamu yakin jika Mizuki-Sensei yang melakukannya, Iruka-Sensei."
"Aku tidak yakin, tapi kemungkinan akan "ya". Mizuki pernah dicurigai membunuh rekan setimnya sendiri dalam misi sebelumnya. Selain itu, aku merasa curigai jika dia diam-diam mulai cemburu denganku karena aku mendapatkan lebih banyak perhatian."
Setelah melakukan pencarian selama beberapa puluh menit, akhirnya mereka berdua berhasil menemukan Elena. Keduanya tampak kelelahan karena bergerak dalam kecepatan tinggi saat sedang mencari Elena. Bagaimanapun, mereka perlu datang sebelum ninja lainnya.
"Nee-san, hentikan!"
"Kami hanya dimanfaatkan, Elena. Kembalikan gulungan itu padaku!"
"Oh, kalian berdua bisa menemukanku. Tidak aku sangka kamu akan menemukanku dalam permainan petak umpet, Naruto." Elena memberikan pujiannya pada Naruto.
Mengingat catatan permainan mereka, Naruto selalu kalah dalam permainan petak umpet melawan Elena. Itu karena Elena bisa bersembunyi di dalam bayangan atau ke tempat yang jauh, dan bisa mencari Naruto menggunakan kemampuan Penerawangan.
"Aku memang hebat, 'kan? Ini pertama kalinya aku berhasil menemukan Nee-san dalam bersembunyi," Naruto terlihat senang mendapatkan pujian dari Elena.
"Sigh, Jangan bercanda tentang ini, Naruto." Iruka menghela nafasnya melihat tingkah Naruto yang mudah dipengaruhi.
"Sudah, sudah, aku di sini karena mendapatkan perintah dari Mizuki-Sensei, sih. Entah apa yang akan dia lakukan, yang pasti aku sudah berada di sini," kata Elena.
"Benar, Mizuki." Iruka teringat tujuan awalnya datang ke sini, kemudian beralih pada Elena dan mengatakan, "Serahkan gulungan itu padaku. Mizuki hanya memanfaatkanmu untuk mengambil gulungan Jutsu itu."
"Tidak, tidak, aku akan memberikan gilingan ini pada Mizuki-Sensei. Dia bilang akan meluluskanku jika aku memberikan ini padanya," jawab Elena santai.
"Itu benar! Sekarang berikan gulungan itu padaku!" Mizuki tiba-tiba muncul di atas batang pohon tak jauh dari sana.
Di punggung Mizuki, dia membawa dua buah Fuma shuriken. Tampaknya dia sudah siap sedia melakukan pertarungan melawan Elena sampai-sampai membawa Fuma shuriken itu. Sebenarnya lebih tepat dikatakan pembunuh, sih.
"Oke, Sensei." Elena bersiap untuk melemparkan gulungan pada Mizuki.
"Hentikan!" Iruka berusaha menghentikan Elena.
Namun sayangnya gagal. Elena terlanjur melemparkan gulungan itu dan langsung ditangkap oleh Mizuki.
"Kamu memang murid yang sangat baik, Elena. Kalau begitu sebagai hadiah, akan aku beritahu tentang aturan yang diketahui oleh semua orang kecuali kalian berdua," Mizuki tersenyum lebar setelah menerima gulungan.
"Aturan yang tidak kami berdua tidak ketahui?" Elena bertanya-tanya.
'Yah, aku sudah tahu, sih. Paling-paling tentang Kyuu-chan yang disegel ke tempat kami berdua. Aku rasa aku akan membiarkannya, lagipula aku memang berniat memberitahu pada Naruto setelah lulus akademi.'
'Harga diriku terinjak lagi.'
"12 tahun yang lalu, monster rubah berekor 9 menyerang desa. Karena hal itu, Yondaime Hokage ke-4 menyegel monster itu kepada kalian berdua. Benar, kalian berdua lah monster rubah ekor 9 yang pernah menghancurkan desa!"
Suasana menjadi senyap beberapa saat ke depan. Iruka merasa paling gelisah karena rahasia ini seharusnya paling dijaga dari Elena dan Naruto. Sekarang setelah keduanya mengetahuinya, jika sampai keduanya dalam emosi tidak stabil, ditakutkan Kyuubi akan lolos dari segelnya.
"Ti-Tidak, tidak mungkin, 'kan?" Naruto jatuh ke tanah karena tidak percaya tentang hal itu.
"Sayangnya itu benar, lho, Naruto." Elena sambil tersenyum lembut mendekat ke Naruto.
"Apa karena ini semua penduduk desa membenci kita, Nee-san?" tanya Naruto dengan sedih.
"Ya, seperti itu. Sebenarnya aku sudah tahu tentang ini sejak lama, tapi aku berencana memberitahumu saat sudah menjadi ninja. Tapi karena aku sedikit ada urusan hari ini, aku belum memberitahumu." Elena menepuk pelan bahu Naruto, dan melanjutkan, "Tenang saja, Naruto. Bahkan jika kamu dibenci oleh semua penduduk desa, Nee-san tetap akan menjagamu. Lagipula, bukankah kamu ingin menjadi Hokage? Kalau begitu, rintangan seperti ini tidak akan sulit untukmu."
Naruto mengusap air mata menggunakan lengan jaketnya, dan mengatakan, "Ya, Nee-san. Aku tidak akan menyerah begitu saja dan tetap akan menjadi Hokage terhebat sepanjang masa."
"Kau ingin menjadi Hokage? Jangan harap!" Mizuki melemparkan beberapa kunai kepada mereka semua.
*Tap…
Iruka yang melihatnya, langsung berdiri di jalur kunai untuk menghentikan kunai sebelum mengenai keduanya.
*Clank… tank… tank…
Sebelum Iruka terkena kunai, Elena langsung berteleportasi ke depan Iruka dan menangkis semua kunai di jalur mereka.
"Hei, Mizuki-Sensei, kamu telah memberitahu kami berapa rahasia, 'kan." Elena mengarahkan sebuah seringai menyeramkan pada Mizuki sebelum mengatakan, "Kalau begitu, aku akan memberitahumu salah satu rahasiaku yang lain."
*Swing...
"Tidak perlu kau akan mati setelah ini, Elena!" Mizuki melemparkan salah satu Fuma shuriken miliknya mengarah ke kepala Elena.
"Awas!" teriak Iruka.
*Prank…
Alih-alih menghindar, Elena malah menggigil Fuma shuriken sampai hancur berkeping-keping.
*Swush…
Chakra berwarna merah mulai mengalir keluar dari tubuh Elena. Itu hanya merupakan aliran chakra merah, masih belum membentuk ekor pertama Kyuubi.
"Salah satu rahasiaku adalah, aku dapat mengendalikan chakra Kyuubi, lho."
Mizuki dan Iruka tertegun melihat hal itu, keduanya sangat terkejut melihatnya. After all, Kyuubi adalah monster yang hampir menghancurkan Konoha jika saja Yondaime tidak ada. Namun Elena yang masih 12 tahun dapat mengendalikan kekuatannya di usia yang masih muda.
"Cih." Mizuki langsung pergi kabur dari sana.
Dia tahu jika tidak mungkin menang melawan Elena, sehingga instingnya memberitahukan kepadanya untuk kabur dan menjauhi Elena yang telah menggunakan chakra Kurama.
"Oh, satu lagi …."
*Cring… bam...
Elena berteleportasi ke jalan kabut Mizuki memberikan satu pukulan keras.
*Bruk…
Mizuki jatuh tepat di hadapan Iruka.
"Selain itu, aku telah menguasai teknik Teleportasi Yondaime. Kabur tidak ada gunanya saat melawan—, Eh? Dia sudah pingsan duluan?" Elena terkejut melihat Mizuki yang pingsan dengan sangat mudah.
'Sungguh anti-klimaks sekali.' Kurama terkekeh setelah mengatakannya.