"Mas kenapa?"
Was-was rasanya saat melihat dia datang dengan keadaan suram. Kemarin waktu aku menjemput Dhik berakhir dengan tak bertemu kak Riki. Maklum saja laki-laki itu sedang sibuk.
Bukan masalah kami yang nggak lagi bisa bersama untuk waktu yang lama melainkan kesehatan tubuhnya yang aku khawatirkan. Walau bagaimana pun juga dia memiliki riwayat penyakit mag, kata bunda demikian. Meski sudah memiliki seorang putra sikap lalai kak Riki terkadang membuatku gemas dengannya. Duh, dasar suamiku itu menyebalkan.
"Pusing," eluhnya sambil memelukku.
Kami masih berada di atas ranjang saat ini. Dia baru saja pulang dini hari tadi, jika tak salah pukul lima kak Riki tiba di rumah. Sungguh, aku merasa kesal saat melihat wajahnya yang terus masam. Kalau saja laki-laki itu lekas bercerita maka mungkin kemarahan ini akan lekas mereda.