Cepat sekali waktu berlalu. Sampai rasanya aku ingin kembali tidur saja. Berkat ajaran baik kak Riki aku jadi terbiasa bangun jam lima!
Selama seminggu sisa liburan aku bahkan jarang terbangun tengah malam. Dan, semalam Desi bilang ingin bertukar tempat. Aku tak masalah toh sejak awal bangku di sampingku kosong. Hanya saja rasanya ... hampa.
Bagaimana mungkin mereka bisa berubah-ubah suasana hatinya semudah itu? Mendesah jengkel. Ku lirik bangku Feronika.
["Mager balik gue, Sat! Asal lo tahu di Banyuwangi ademmmm banget suasananya. Polusi dan debu syalan itu nggak ada disini, uwah pen rasanya pindah rumah. Shit! Gue lupa kalau Mama protektif sama anaknya yang cantik ini."]
Aku menahan senyum kala mengingat kejadian semalam. Eh, maksudku suara Feronika dari telepon semalam. Seperti biasa, dia benar-benar membuktikan kalau pergi ke Banyuwangi (rumah neneknya) seorang diri. Benar-benar patut diacungi jempol.