Duduk diam dengan pikiran yang entah melayang kemana ini jelas membuatku merasa heran. Padahal mata pelajaran sudah mulai aktif, tapi aku masih bisa melihat Febi tersenyum cerah tadi.
Iya, Febi yang aku maksudkan adalah sosok yang tiga bulan lalu menabrak diriku. Atau bisa dikatakan sebaliknya, entah mana yang benar. Tadi kami berpapasan.
Duh senyumnya itu sungguh manis hingga seolah-olah hanya dengan memejamkan mata saja aku masih bisa melihat senyum manisnya. Untung saja mulai beberapa saat lalu sepertinya Gibran sudah bisa mengakrabkan diri dengan teman sekelasnya.
Jadi, aku bisa duduk di bangku belakang dengan nyaman tanpa ada yang mengomel haha. Bahkan Ardan saja tak marah-marah kok, dia hanya beberapa kali mendengus pelan saat menatap wajahku.
Hm entah ada apa di wajahku ini sampai-sampai dia bersikap seperti itu pada kakaknya sendiri. Sudah lah aku malas sekali kalau sampai berdrama. Bercanda, di grup abal-abal kami aku lah yang paling muda.
"Jadi anak-anak-
Kring!