Bab 172: Perasaan Ini ....

Aku menyerah untuk menjelaskan pada Mala. Tadinya kami berniat untuk membahas masalahku. Siapa yang menduga kalau malah berakhir seperti ini, dia mungkin saja tak tahu akan tetapi aku benar-benar sedang murka padanya saat ini sampai menjelaskannya saja malas.

"Ayolah, Ann! Di antara kami cuman kamu yang nilainya tinggi, selalu masuk dua puluh deretan siswa cool ya cuma Anda."

Ingin rasanya aku melemparkan sesuatu padanya, sayang sekali tak bisa. Tentu saja alasannya sangat simpel yakni memang karena aku juga ingin mengajar. Tak tahu jurusan apa yang akan kuambil saat kuliah nanti, hanya saja mengajari seseorang seolah-olah sudah hobiku.

Jadi, jika saja ada yang meminta diajari ya aku senang. Hanya saja ini sedang tak bagus momennya. Sebagai sahabat sejati tidak bisakah dia sedikit peka?

Apakah si si-a-lan ini mengira kalau aku sedang baik-baik saja? Kami baru pulang sekolah, dan kedatanganku ke rumahnya untuk healing. Siapa yang mengira malah jadi tambah pusing.