Aku terkejut saat mendengar suara Azlan. Sudah berapa lama dia berdiri di sana? Sepertinya Azlan mendengar pembicaraan kami berdua.
Seketika aku merasa pusing. Azlan dan Alaric dalam satu panggung adalah sebuah pemicu sakit kepala bagiku.
"Huhh!" Alaric langsung memalingkan wajahnya begitu mengetahui kedatangan Azlan dan aku langsung mendelik padanya.
Azlan memilih duduk di hadapanku dan tatapan sendunya kembali memenuhi netraku. Lama-lama tatapan lembut Azlan ini akan menjadi candu baru bagiku.
"Kita kembali ke paviliun, yuk! Tinggalkan saja Pangeran sok berkuasa ini!" Al langsung saja hendak berdiri, namun aku menahan gerakannya. Lagi-lagi aku menghadiahinya sebuah pelototan.
"Hai, Al. Kau terlihat semakin keren." Seperti biasa Azlan tak ambil pusing dengan sikap Al.
"Tentu aku akan selalu tumbuh menjadi sosok yang tambah mengagumkan tiap hari. Aku tidak akan membiarkan orang sepertimu merebut posisi orang lain."
"All!"