Unduh Aplikasi
71.15% Black White Side / Chapter 37: Cinta

Bab 37: Cinta

"Aku tidak menyuruh mu makan kan Jeclyn? Dan lagi aku tidak akan tanggung jawab kalau kau sakit perut" Aeychan melihat ku

"Ha.. ha.. ha.. aku punya stok obat yang banyak kok"

Aku mulai merasakan perut ku bereaksi setelah beberapa jam yang lalu memakan masakan nya, aduh.. sakit perut. Sendy melihat ku memengang perut ku sambil sesekali meringgis sakit

"Kau tidak apa?" Tanya nya

"Ya.., aku rasa. Aku akan makan obat"

"Habis kau memaksa makan-makanan itu padahal tidak layak"

Tunggu sebentar.., kemana dia? Ke mana laki-laki itu, aku berlarian di tengah gelap nya hehutan di sekitar sambil memegangi seuah kotak obat yang ada di pelukan ku, ku peluk erat kotak tersebut sambil terus melihat kekiri dan kanan, berharap menemukan diri nya, rasa cemas menyelimuti diri ku, apakah dia baik-baik saja? Jika diri ku saja bisa merasakan gejolak tidak menyenangkan di sekitar rongga perut ku, seharus nya mungkin dia sekarang sedang terduduk menahan sakit, porsi makan nya bahkan tiga kali lipat dari porsi ku makan tadi.

Terdengar suara-suara di balik ruangan dapur belakang, aku segera berlari ringan kearah suara tersebut, terlihat dua orang sedang membelakangi ku, Jeclyn berhenti tepat di depan pintu sambil menghadap kedua orang tersebut yang sedang duduk berdampingan, perlahan ia jalan menjauh dari depan pintu yang terbuka itu, menempelkan tubuh nya ke tembok terdekat , tepat di samping pintu, menyenderkan diri nya di tembok tersebut sambil memejamkan mata sambil sekali-sekali mengintip kedalam.

Ada rasa yang mendorong dan memukul yang tidak nyaman di sekitar dada ku, terasa berdenyut menyakitkan.., aku hanya memandang lemah kearah kotak obat yang ku pegang, rasa apa ini? Apa aku kecewa? Karena Aeychan lebih cepat dari ku? Atau aku kecewa karena kotak obat ini tidak berguna? Entah lah.. yang ku rasakan , aku hanya ingin menjauh dari mereka, kaki ini melangkah menjauh dengan membawa ke kecewaan, berjalan perlahan sambil menunduk kan kepala, menatap tiap langkah kaki ku yang menapak tepat di lantai.

"Maaf... gara-gara aku kakak jadi sakit begini hiks.. hiks.."

"Siapa bilang karena kau? Aku juga tidak sakit"

"Kakak bohong.. kau tampak kesakitan"

Ah..seperti nya sudah ada yang menolong,mereka memang pasangan serasi. Ada rasa yang mendorong dan memukul yang tidak nyaman di sekitar dada ku, terasa berdenyut menyakitkan.., aku hanya memandang lemah kearah kotak obat yang ku pegang, rasa apa ini? Apa aku kecewa? Karena Aeychan lebih cepat dari ku? Atau aku kecewa karena kotak obat ini tidak berguna? Entah lah.. yang ku rasakan , aku hanya ingin menjauh dari mereka, kaki ini melangkah menjauh dengan membawa ke kecewaan, berjalan perlahan sambil menunduk kan kepala, menatap tiap langkah kaki ku yang menapak tepat di lantai.

Kaki ini membawa ku tepat di bawah pohon yang rindang, angin malam sangat terasa menusuk di sini, ku dudukan diri ku di kaki pohon , sambil memandang langit yang penuh bintang saat itu, terus memandang nya karena rasa terpukau dengan jajaran kecil sinar yang berkelap-kelip yang menghiasi gelap nya langit.

"Bintang nya indah"

"Ya.." Jeclyn langsung melihat ke arah suara yang datang , sedikit kaget karena karena lagi asyik menyendiri

"Maurer.."

"Hai.. sedang apa di sini sendiri?"

"Aku sedang mencari angin saja dan aku lihat tempat ini indah jadi aku memutuskan untuk duduk di sini sebentar dan melihat-lihat" Bohong besar..,apa nya yang mencari angin

"Sambil membawa kotak obat?" Menangkap sesuatu yang mencurigakan dari perkataan Jeclyn

"Ah.. ini karena....."

"Aku beli roti untuk makan karena tadi tidak makan, kau mau?" Tersenyum sambil menyodorkan ke Jeclyn

"Terimakasih" Maurer juga orang yang baik, lebih baik dari pada Albert dia juga menolong ku. Ah.., aku lupa berterimakasih kemarin

"Terimakasih kemarin"

"Kemarin?"

"Iya.., karena telah menolong ku"

"Ah.., tidak masalah sudah sepantas nya"

Aeychan sudah pergi seperti nya aku berikan saja obat ini, sudah terlanjur membawa nya kan." Maaf aku ada urusan, aku pergi dulu, kapan-kapan kita melihat nya lagi bersama"

"Begitu cepat? Apa kau tidak ingin menemani ku dulu"

" Maaf kan aku, aku benar-benar sangat terburu-buru"

" Sungguh.. kau sangat kejam membiarkan aku sendiri di sini, baiklah...., kalau begitu janji kita akan berkencan sebagai permintaan maaf mu"

Terdiam sejenak , apa kencan? Ia mengajak ku kencan? Maurer mengajak ku kencan? Sebentar.. tunggu.. berhenti dulu.., aku tidak salah dengar kan? Tanpa sadar aku mulai mengorek-ngorek telinga ku dengan jari kelingking ku, bukan kah ini bagus? Cinta di masa SMA..., akhir nya..

"Baik lah" Jawab ku tertunduk malu.., sekilas dalam gerakan kepalaku, aku mendapati Albert yang sedang berjalan , focus ku langsung tertuju kepada diri nya

"Tunggu Albert" Ah.. itu dia.. menarik nafas panjang setelah berlari cukup jauh dan akhir nya bisa menghirup udara dengan tenang juga, dia membalikan badan nya

"Aku?"

"Ya..,memang siapa lagi?

"Wah.., kau banyak belajar dari ku ya.. ssh.." Sambil memengang perut nya, keringat nya menetes dari wajah nya benar-benar terlihat sakit dan mungkin cukup lama menahan nya

"Tunggu.., ini untuk mu" menyodorkan kotak obat

"Apa ?"

"Tentu saja kotak obat" Apa mata mu tidak bisa melihat kalau ini kotak obat

"Ambilkan saja obat sakit perut bukan memberikan satu kotak obat. Aku tidak akan memakan semua obat yang ada di sana kecuali kalau kau ingin aku mati tentu nya, sekalipun aku mati, kau tetap tidak akan lepas dari ku" Sambil meringis kesakitan sekali-sekali.

Jeclyn membuka kota obat dan mulai mencari-cari obat yang ada di dalam sana, namun sepertinya ia juga kebingungan karena banyak nya obat yang memiliki fungsi yang sama namun berbeda takaran, setelah cukup lama ia kebingungan, Albert memegang tangan nya dan menatap dalam ke Jeclyn.

" Biar, aku saja" Berjongkok di depan Jeclyn sambil mengambil obat

" Apa kau juga sudah memakan obat mu?"

" Aku? Hm.. belum"

Albert menyodorkan obat yang ada di tangan nya kepada Jeclyn, tangan nya bergerak kearah bibir Jeclyn dan berhenti di sana, tepat di depan bibir nya, ia meletakan obat itu di depan bibir Jeclyn, jantung nya berdegup kencang menunggu respon dari pemilik obat ini.

Diri nya hanya terpaku melihat yang dilakukan Albert, ada sensasi geli-geli menyenangkan di diri nya, dengan ragu-ragu ia memegang tangan Albert dan membuka mulut nya untuk memakan obat yang di sodorkan, antisipasi.. siapa tau tiba-tiba ketika aku membuka mulut ku lebar-lebar , ia langsung menarik tangan nya menjauh, hanya ingin mempermainkan diri ku saja.., bukan sifat nya jika tiba-tiba ia bisa selembut ini, ku tatap wajah nya perlahan dan mendapati ia sedang tersenyum lembut...

Ah... senyuman nya.., membuat jantung ini berdetak kencang sekali. Rasa apa ini? Aku kecanduan akan senyum nya

" Sampai kapan kau mau memegang tangan ku ?" Memecahkan keheningan di antara mereka

" Aku.." Langsung melepaskan tangan nya dari Albert

" Kau juga makan lah" Giliran Jeclyn yang menyodorkan obat itu di bibir Albert , sambil memandang ke sekeliling, salah tingkah dan tidak berani menatap Albert langsung

" Dari bibir pasti lebih asyik"

" Hah? Apa yang barusan kau katakan?"

" Tidak ada, ayo kita kembali.. ini sudah terlalu malam untuk berkeliaran"


PERTIMBANGAN PENCIPTA
kunyit_jahe kunyit_jahe

aouwhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

dari bibir pasti lebih asyikkk

jadi ikutan baper..

next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C37
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk