Berulang kali May melirik jam yang menempel di dinding toko. Hari sudah menujukkan pukul delapan kurang lima menit, tapi sahabatnya tak kunjung datang. Kegiatannya menyiram bunga, akhirnya ia sudahi. Ia harus menghubungi Wega untuk mengetahui apa penyebab perempuan itu tak kunjung datang ke toko.
Dilapnya kedua tangan ke baju lalu mengambil ponsel dari dalam tas berbentuk kepala Melody itu. Dengan bersandar di meja kasir, ia langsung mencari kontak sahabatnya untuk ia hubungi.
Nada sambung mengudara, namun panggilannya tak kunjung di angkat. Rasa cemas tentu saja melingkupi hati May, ia terusan berusaha untuk menghubungi sahabatnya hingga nada sambung berubah menjadi suara, dipanggilan kelima belas. May sangat gembira karena akhirnya panggilannya diangkat.
"Wega!" pekik May riang bukan main. "Kamu kemana sih? Kok nggak ada kabar?" tanya May dengan nada kencang bercampur cemas.
"Wa'alaikumussalam," jawab sang penjawab telepon.