Unduh Aplikasi
40% Berawal dari SMA / Chapter 14: Sircuit

Bab 14: Sircuit

Tiditt Tiditt Tiditt

Tiditt Tditt Tiditt

Suara klakson motor sangat riuh di tengah jalan dengan ribuan motor yang siap menginjak gas saat bendera di depan nya telah start yang menunjukan bahwa balapan akan segera di mulai.

Sircuit menjadi ajang balapan yang aman bagi kalian yang suka kebut-kebutan. Selain aman, balapan di sircuit juga dapat memberi peluang ke kancah nasional bahkan dengan internasional. Dengan begitu, kemampuanmu pun menjadi dapat berguna daripada kebut-kebutan di jalan dan meresahkan masyarakat atau bahkan balapan liar di jalan yang bahkan sama sekali tak ada gunanya.

Ali, sang ketua geng Aliens, kini sedang menyumbangkan bakatnya serta melatih kemampuan nya di salah satu sircuit di Indonesia. Sudah hampir satu tahun sejak dirinya memiliki si black, motor kesayangannya, ia tak pernah ketinggalan mengikuti balapan di surcuit. Baginya balapan sudah menjadi hobi keduanya setelah bernyanyi.

Satu

Dua

Tiga

Seorang wanita seksi bertopi melemparkan bendera tanda balapan siap dimulai dan saat bendera itu berada di tanah, maka semua pembalap dengan sigap mengincak gas nya sekencang mungkin dan saling menyusul agar dapat meraih posisi pertama.

Permainan tersebut berlangsung hampir dua jam lamanya sampai ada orang yang berhasil menyentuh garis finish di putaran ke sepuluh dan langsung mendapat predikat sebagai juara 1 di pertandingan itu.

Geng Aliens langsung bersorak bahagia ketika melihat ketua mereka telah sampai di garis finish. Ali berhasil menduduki peringkat dua. Walaupun begitu, anak-anak Aliens sangat bangga terhadapnya karena Ali menunjukan banyak peningkatan dari pertandingan sebelumnya.

Saat sang ketua itu menghampiri gerombolan kawannya, ia langsung dipeluk dan tubuhnya diangkat seakan Ali menjadi pemenangnya saat itu.

"selamat ya bro. Lo tuh emang orang yang paling hebat tahu gak" ucap Aryo dengan pujiannya karena merasa sangat bangga pada sahabatnya itu. Begitu pun dengan semua teman-temannya yang juga merasa bangga kepada Ali.

Ali memang sudah menganggap anak-anak Aliens sebagai keluarganya. Dan jika semua orang berpikir sekolah adalah rumah kedua mereka, namun tidak dengan Ali justru menjadikan geng Aliens sebagai rumah kedua baginya.

Setelah sampai di base camp, Ali dan semua temannya berkumpul seperti biasa. Karena hanya di base camp lah ia dan teman-temannya dapat melakukan sesuatu dengan bebas. Ada yang bermain gitar, ada yang bermain game, ada yang bernyanyi tak jelas, dan ada juga yang ngegosip seperti ibu-ibu arisan tetangga sebelah. Dan saat ini, Ali sedang duduk terdiam mengistirahatkan tubuhnya yang lelah yang ditemani oleh kedua sahabatnya, Aldo dan Aryo.

"Al, gimana kalau kita ngadain syukuran buat kemenangan lo hari ini" ucap Aldo menyarankan

"lo apa-apaan sih. Gue aja belom jadi juaranya" jawab Ali

"tapi lo tuh udah hebat tahu gak. Lawan-lawan lo di pertandingan tadi, mereka tuh profesional semua dan juga terlatih. Jadi wajar dong kalau lo kalah. Justru lo udah di peringkat dua aja,itu udah termasuk hebat. Ya kan,Yo" ucap Aldo kemudian meminta persetujuan Aryo kemudian Aryo pun membalas dengan anggukan.

"ya tetep aja lah" ucap Ali pelan merasakan tubuhnya yang lelah dengan kepala yang bersandar di kursi dan mata yang terpejam.

"pokonya kita harus ngadain party kecil-kecilan besok. Oke" ucap Aldo kekeh dan lagi Aryo hanya menganggukan kepala menyetujui.

Ali tak menjawab, matanya yang tertutup membuatnya hanyut dalam mimpi. Ia terkadang memang selalu menginap di base camp bersama teman-temannya. Namun bukan berarti ia tak menyayangi keluarganya, ia hanya merasa ingin memiliki kebebasan dengan caranya sendiri apalagi ia adalah seorang lelaki yang nantinya akan menjadi arah untuk keluarganya nanti.

.

.

.

.

.

.

.

Cairan tinta hitam di dalam pena yang tergerak oleh tangan mungil nan putih Rania. Otak dan pikirannya sedang fokus pada pelajarannya hari ini. Setelah pulang sekolah, lalu bimbel, dan sekarang ia juga harus melaksanakan kewajiban belajarnya di rumahnya sesuai perintah sang ayah.

Rania tak ingin menolaknya seperti kemarin. Ia tak ingin membuat ayahnya marah dan berujung pada kejadian seperti kemarin. Dari pada begitu lebih baik ia mengalah. Walaupun otak dan pikirannya saat ini sudah mulai lelah. Namun ia tetap tak pernah berniat untuk menyerah.

Jam delapan malam, Rania memutuskan untuk mengakhiri pembelajarannya. Ia pun segera membereskan buku-buku di atas meja. Kemudian pergi ke kamarnya.

Setelah membersihkan dirinya dan memakai piyama, Rania menyempatkan untuk membuka ponselnya sebentar.

Grup OSIS/MPK

Rafly  :  Pemberitahuan!!! Kpd semua anggta osis dn mpk bsk seplg sklh di tngg di ruang osis utk rapat. Terima kasih!.

Santi  :  Lohh kok rpt lg sih, Raf? Emang mau ngomongin apa lg? Bukannya tadi udah yah?

Fitri   :  iyah,Raf. Kan tadi udah. Sampe sore lagi

Dani   :  gw gk bs Raf, lg ada acara

Danu  :  gw jg!

Anggota yang lain :  gw jg!

Rafly  :  klw besok kalian smua pada bolos, gw gk bklan kasih nilai orgnisasi bwt kalian TITIK.

Fitri. :  lo jht bgt sih Raf :( :(

Begitulah kira-kira isi pesan di grupnya. Rania tak mengetik atau membalas apapun sebagai rasa protesnya karena semua teman-temannya sudah mewakilinya. Kemudian ia pun melihat pesan yang lain yang masuk ke ponselnya.

Ali

Ran?

Rania

Hm?

Rania menjawab singkat saja. Walaupun hatinya tak memungkiri bahwa sekarang ia sangat bahagia. Beberapa menit kemudian Ali membalas pesannya.

Ali

Lo lg sbuk ya?

Rania

Gk. Knp emg?

Ali

Klw bsk?

Rania

Gw kn sklh

Ali

Mksd gw abis plg nya Rania

Senyum Rania tak pernah pudar ketika mendapat pesan dari Ali.

Rania

Gw ada bimbel

Ali

Oh

Rania mengerutkan keningnya bingung. Ni anak kenapa sih? Tiba-tiba nanya dan terakhir malah bilang 'oh' padahal Rania berharap jika Ali mengajaknya jalan. Lengkungan bahagia di bibirnya kini berubah menjadi kesal di hatinya.

Ali

Gw mau ngjak lo ke beskem

Ketika mendapat pesan itu, senyum Rania kembali terekah. Dengan hati yang berbunga-bunga, ia mencoba membalas pesan Ali namun dengan kata singkat agar tak terlalu memperlihatkan kegirangannya.

Rania

Ngapain?

Ali

Kt semua lg ada party kcil2 an

Rania

Party? Emg ada acara apa?

Ali

Klw mau tahu. Mending lo dteng mkanya

Rasti sm Nadia jg ikut kok

Rania

Gw cba ijin dlu deh sm ayah. Oke

Ali

Oke

Rania tak membalas lagi pesan Ali. Ia menutup ponselnya dan membaringkan tubuhnya di kasur. Otaknya saat ini disuruh berpikir, bagaimana cara ia meminta ijin pada ayahnya dan alasan apa yang harus ia lontarkan jika ayahnya bertanya. Apa Rania harus jujur? Tapi ayahnya pasti tak akan mengijinkannya dengan mudah. Arghhh. Pikirannya benar-benar kalut sekarang.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C14
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk