Unduh Aplikasi
34.28% Berawal dari SMA / Chapter 12: Four Mans

Bab 12: Four Mans

Sudah seminggu Rania berada di rumah sakit. Kondisi tubuhnya telah mulai membaik dan hari ini dokter memperbolehkannya untuk pulang. Saat suster sedang mengecek kondisinya sebelum pulang, tiba-tiba seorang cowok berseragam putih abu datang ke ruangan putih itu.

Lelaki penyandang gelar 'ketua osis' di sekolahnya itu kini sedang tersenyum ke arah Rania. Sejak ia sakit, Rafly memang selalu datang menjenguknya.

"gimana kabar lo? Udah sehat? " tanya Rafly setelah suster keluar dari ruangan itu dan hanya menyisakan mereka berdua.

Rania hanya menganggukan kepala dengan sedikit senyuman di wajah pucatnya.

Tak lama kemudian, Rafly mengeluarkan setangkai bunga mawar merah lalu diberikan kepada Rania. Rania sempat mematung sejenak dan melihat Rafly penuh tanda tanya.

"buat lo" ucap Rafly kemudian

Rania pun mengambil bunga itu dengan ragu.

"lo kenapa bisa sakit? " tanya Rafly

"gak papa kok"

"Ran, gue sayang sama lo dan gue akan selalu sayang sama lo" dan lagi Rafly mengucapkan hal yang membuat suasana menjadi canggung diantara mereka berdua.

"walaupun gue tahu, gue gak punya ruang di hati lo. Dan walaupun kita gak pacaran. Kita bisa kan jadi temen? Jadi gue mohon jangan ada rasa canggung diantara kita. Oke" lanjut Rafly penuh senyuman dan Rania pun membalas senyuman indah Rafly.

Tak lama setelah itu, Rafly harus segera pergi karena harus berangkat ke sekolah secepatnya.

Beberapa menit kemudian, muncul dari balik pintu seorang cowok dengan jaket hitam bertuliskan Tyrex dengan senyuman lebar dan tangan yang membawa buah-buahan. Siapa lagi kalau bukan Alex.

"hai, Ran. Gimana keadaan lo? " tanya Alex setelah menyimpan buah yang ia bawa di atas meja.

"udah lumayan sehat kok" jawab Rania dengan senyuman kaku

"nih gue bawain buah, biar lo cepet pulih"

"thank you yah"

"oke"

Hening sejenak diantara mereka.

"lo sakit kenapa sih? " tanya Alex

"gak papa"

"lo butuh sesuatu? "

"enggak. Makasih. Lo gak sekolah? Ini kan udah jam 7,nanti lo telat loh"

"mau kok. Ya udah, gue pergi dulu yah. Nanti gue jenguk lo lagi"

"iyah"

Cowok berdarah bule itu pun menghilang di balik pintu.

Ibu, kakak,dan juga adiknya sedang keluar mencari makan. Dan kini, di ruangan putih itu, Rania pun sendiri. Karena bingung harus melakukan apa, ia pun membuka handphone di laci mejanya. Begitu banyak notifikasi pesan yang masuk, namun ada satu nama yang membuat senyuman Rania mengembang seketika.

Ali

Foto martabak manis

Foto fizza

Foto spagetti

Foto brownies

Dll

Org blg klw cewek lg sakit,

Ska nya mkn.

Gw gk tahu lo suka apa,

Jd nih gw ksih daftar mknanya.

Smga lo cpt smbuh

Biar bsa jd osis yg bwel lgi

Gmna? Gw baik kan?? :P

Ketika itu,suara ketukan pintu terdengar di telinga Rania. Dan tak lama kemudian muncul lah sosok lelaki yang membuatnya tersenyum pagi ini. Awalnya Rania hampir tak percaya, tapi cowok tengil panggilan Rania ini sungguh berada di depannya kini. Ada rasa bahagia dalam hatinya saat Ali datang kala itu.

"lo kenapa senyum-senyum gitu? " tanya Ali kemudian menempelkan tangannya di kening Rania. "lo gak gila kan? " lanjut Ali

Karena kesal, Rania memonyongkan bibirnya. Awalnya ia berharap Ali datang dengan beribu kata-kata romantis untuk menyemangatinya namun ia malah dibuat kesal oleh cowok tengil ini.

"gimana keadaan lo? " tanya Ali setelah duduk di kursi yang berada di samping ranjang tempat Rania duduk

"baik" jawab Rania singkat karena masih merasa kesal

Ali hanya tersenyum melihat wajah Rania yang bete karenanya. Lalu ia pun mengeluarkan sesuatu di saku celananya kemudian memberikannya pada Rania.

"ini apa? " tanya Rania bingung karena pasalnya Ali memberinya lima butir permen yang selalu ia bawa ke sekolah.

"permenlah Rania. Lo gak tahu? "

"ya tahu lah. Maksud gue tuh buat apa? " tanya Rania

"nah gitu dong ngomong yang jelas"

"lo nya aja yang telmi"

"apaan tuh telmi? " tanya Ali

"telat mikir" jawab Rania dengan watados nya.

"enak aja"

"tapi thank you yah" ucap Rania yang mulai tersenyum kemudian membuat sebutir permen dan memakannya kala itu juga.

Ali tersenyum lebar setelah mood Rania kembali lagi dan tersenyum seperti biasa. Karena tak bisa lama ia pun kembali mengeluarkan sesuatu namun kali ini di dalam tas nya. Dan Ali memberikan sebuah coklat silver queen lalu ia berikan pada Rania.

"nih buat lo. Gue gak bawa apa-apa. Cepet sembuh yah. Gue cabut dulu" ucap Ali kemudian pergi setelah mengacak-acak rambut Rania.

Setelah beberapa langkah berjalan,Rania memanggilnya sehingga membuat langkahnya terhenti. Ia pun membalikan badan yang tak lupa dengan senyuman di wajahnya.

"thanks ya" ucap Rania.

Ali pun hanya menganggukan kepala kemudian kembali melanjutkan langkahnya. Dan kini ia pun menghilang di balik pintu dan hanya tersisa ingatan yang di kepala Rania tentang apa yang terjadi.

Itu yang Rania suka dari Ali. Ia selalu bisa membuatnya bahagia dengan cara yang sederhana. Ia juga tak muluk-muluk bertanya kenapa Rania sakit, karena yang ia butuhkan saat itu hanya dukungan dan support dan Ali memberikannya. Walau ia tak bicara itu.

Lagi dan lagi, suara pintu terbuka kembali terdengar. Dan lagi seorang lelaki datang menemuinya. Namun bukan teman, bukan juga pacar, melainkan pahlawan yang telah ia tunggu-tunggu kedatangannya.

"gimana kabar kamu nak? " tanya lelaki itu sambil mengusap pipi Rania yang telah berurai air mata.

"ayah" ucap Rania kemudian memeluk ayahnya itu.

"maafin ayah nak,maafin ayah" Natta berkata dengan nada lirih dan berderai air mata.

Untuk pertama kalinya Rania merasakan kehangatan di pelukan ayahnya. Pelukan erat Rania dibalas lebih erat oleh Natta seakan ada rasa penuh penyesalan. Rania sama sekali tak pernah menyalahkan ayahnya karena ia tahu seorang ayah pasti selalu menginginkan yang terbaik untuk anaknya apalagi ia adalah anak perempuan satu-satunya, mungkin ayahnya ingin Rania tidak mengambil jalan yang salah.

Di tengah suasana haru itu, Dewi, Randy, dan Renzy tiba-tiba datang dan langsung kaget ketika melihat Rania dan Natta yang berpelukan tepat di depan mata mereka. Pasalnya ayahnya itu belum pernah melakukan ini, mungkin ini adalah pertama kali dalam hidup mereka melihat sang ayah yang keras bak batu bisa mencair bagaikan hamparan kutub yang menjadi lautan.

"maafin ayah, nak. Ayah cuma mau kamu jadi anak yang sukses melebihi ayahmu yang bodoh ini" ucap Natta

"Rania yang salah, Yah. Rania minta maaf"

"ayah janji gak akan ngulangin hal itu lagi"

"iya ayah. Rania juga janji gak akan ngecewain ayah lagi. Tapi ayah sama bunda jangan pisah, Rania gak mau ayah sama bunda pisah"

Natta sempat melirik Dewi sebentar. Dan dengan isak tangis juga Dewi menganggukan kepala menyetujui permintaan sang anak karena memang hatinya masih belum yakin akan keputusannya kemarin.

Di waktu itu juga, semua masalah yang menimpa keluarga beranggotakan lima orang itu dapat terselesaikan. Natta sebagai kepala keluarga sangat menyesali perbuatan kasar pada anaknya serta meminta maaf pada istri dan ketiga anaknya. Sementara Rania dengan senang hati memaafkan kesalahan ayahnya karena ia juga menyadari, kesalahan adalah sebuah tanda bahwa di dunia ini tak ada manusia yang sempurna.


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C12
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk