Deriq senang sekali dengan kehadiran Alleta di sana. Ia bahagia bisa membantu Alleta kali ini tanpa menerima penolakan terlebih dulu. Semua ini telah direncanakan sebelumnya, dan ternyata berhasil.
"Selamat, kamu diterima di perusahaan ini." Deriq menjulurkan tangannya.
Alleta tertegun dan menyambut uluran tangan itu dengan baik. Deriq mengembangkan senyum bahagia begitu pun dengan Alleta walau ia belum sepenuhnya tersadar dari lamunannya.
"Ini serius? Atau hanya bualan saja?" tanya Alleta serius.
"Iya, aku serius. Sekarang kamu jadi sekretaris pribadi aku, ya? Tugasnya gampang, hanya mengatur jadwal aku saja."
Alleta mengangguk paham. Hatinya langsung berbunga-bunga, akhirnya ia bisa mendapatkan pekerjaan dan tidak lagi menjadi beban ibunya. Hari itu juga Alleta melaksanakan tugasnya. Ia berikan sebuah buku catatan yang menerangkan apa saja jadwal Deriq.