Bab 131: Bab 32 Tidak Pernah Terlupakan

Setelah menemukan kotak obat, Fathan memerintahkan agar Alleta duduk di kursi yang berada di dapur itu. Fathan membuka kotak obat tersebut, dan mulai mengobati luka Alleta. Dengan hati-hati takut kalau Alleta akan merintih kesakitan lagi. Fathan tampak serius sekali, ia pun sambil meniup agar mengurangi rasa sakit pada jari istrinya. Sedangkan Alleta hanya diam, ia menatap dalam ke arah Fathan.

"Kenapa dia begitu perhatian sekali denganku?" gumam Alleta dalam hati.

"Sudah selesai," ujar Fathan dengan mengelus pergelangan tangan Alleta.

Seketika Alleta menjadi salah tingkah. Tanpa disengaja, mereka saling berbalas pandang untuk beberapa saat. Hingga akhirnya, Alleta tersadar dan menarik tangannya. Alleta memalingkan wajahnya, saat ini luka sudah terobati dan rasa sakit mulai mereda.

"Terima kasih," ucap Alleta dengan suara pelan.

"Iya sama-sama. Lain kali, hati-hati dan jangan sembarangan."

"Iya," jawabnya singkat.