"Ini adalah ideku sendiri, Irwan Wijaya tidak tahu ..."
Intan masih ingin membela dirinya sendiri, tetapi Irwan tidak menyangka akan berbicara lebih dulu.
"Kedua pakaian ini terlihat persis sama, tapi saya tidak tahu mana yang asli dan mana yang palsu."
"Irwan Wijaya, apa kau ingin aku mempekerjakan seorang ahli sebelum aku menyerah? Bagaimana jika keadaanmu yang buruk dan membuatmu malu, masih mau kamu datang ke pesta ini?"
"Kalau begitu biarkan para ahli memeriksanya."
Irwan berkata dengan ringan.
Intan tercengang saat mendengar ini.
Apa ini?
Irwan juga berbicara akan mengundang ahlinya, begitu ahlinya datang apakah aku akan dipermalukan?
Intan buru-buru menarik lengan baju Irwan dengan ekspresi yang sangat gugup.
Irwan menanggapi itu semua dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Irwan menatap Intan di belakangnya dengan pandangan yang meyakinkan Intan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Tapi bagaimana dia bisa yakin?
Intan cemas, lalu keringat menetes dari dahinya.
Linda dan Renata melihat kekhawatiran Intan, membuat mereka sedikit bangga.
Karena Irwan tidak takut mempermalukan dirinya sendiri, Linda dan Renata juga tidak takut justru semakin senang.
Linda secara khusus mengundang seorang desainer pakaian papan atas untuk datang, biar desainer itu yang membedakan keaslian kedua pakaian tersebut.
Linda bahkan meminta pelayannya untuk membawa faktur bukti pembelian dari rumahnya.
Perancang busana datang tidak berapa lama. Perancang itu langsung mengambil kaca pembesar, berjongkok di tanah dan dengan hati-hati memandangi gaun mereka berdua. Dia bangkit setelah mengamatinya selama lebih dari sepuluh menit.
"David, cepat beritahu semua orang yang pernah memakai barang berkelas!"
Linda melingkarkan tangannya di dadanya, seolah dia pasti akan menang.
David tampak canggung. Dia ragu-ragu untuk bicara kepada Linda.
Linda tidak senang melihat David ragu-ragu, dia masih menunggu penjelasan David lalu kemudian dia ingin langsung melihat wajah malu Intan!
"Katakan dengan cepat!"
"Nona Linda, saya telah memverifikasi bahwa pakaian Anda adalah barang palsu tingkat tinggi."
"Apa?"
Ketika Linda mendengar ini, Linda langsung berteriak. Dia menatap desainer itu dengan mata terbelalak tak percaya.
Intan tercengang saat mendengar ini.
Apakah otak desainer ini kebanjiran?
Atau desainer ini sudah dibayar oleh Irwan?
"Apa kau salah membacanya? Bagaimana mungkin yang dibuat oleh Linda ini palsu? Perhatikan baik-baik. Ini adalah faktur dengan tulisan Channel!"
Renata berkata buru-buru. "Faktur ini juga palsu. Saya sudah memverifikasi. Berlian di rok yang dipakai Nona Intan semuanya adalah berlian Cartier. Teksturnya berkualitas tinggi, tidak salah lagi. Sedangkan berlian di tubuh Nona Linda ini terlihat seperti produk asli, tetapi pakaiannya ini tidak dijahit dengan tangan, bahan, serta tekstur berlian, semuanya tampaknya sedikit tidak mencukupi, yang mungkin disebabkan oleh biaya yang kurang. Jadi ... Nona Linda, yang satu ini palsu, dan gaun milik Nona Intan asli. "
"Ini ... ini tidak mungkin!"
Warna kulit Linda berubah drastis, "Kamu pasti salah lihat, aku akan mencari orang lain!"
Renata juga merasa tidak mungkin. Roy Wijaya berkata bahwa Irwan telah melepaskan hak warisan keluarga Wijaya. Bagaimana dia bisa punya uang untuk membeli gaun semahal itu?
Pasti ada penipuan!
Renata menemukannya, dan Linda juga menemukannya. Setelah identifikasi, mereka semua serempak mengatakan bahwa pakaian Linda palsu.
Wajah Linda dan Renata telah berubah menjadi pucat pasi!
"Nona Linda, pacarmu sangat tidak tulus. Mengapa dia memberikanmu gaun imitasi?"
Irwan berkata dengan sinis.
Ketika Linda mendengar ini, dia tidak bisa menahannya lalu langsung menjatuhkan tubuhnya dengan keras di kursi.
"Linda, kamu baik-baik saja?"
Renata bertanya dengan prihatin.
"Dia bilang ini hadiah sebelum menikah. Pernikahan macam apa yang nanti akan berlangsung? Ibuku akan segera mencari bajingan ini untuk meminta kembali rekeningku!"
Linda bergegas keluar tanpa melihat ke belakang.
Lelucon ini bisa dianggap sebagai akhir yang lengkap.
Intan bingung lalu berbisik di sebelah telinga Irwan, dia merendahkan suaranya kemudian bertanya, "Apa yang terjadi? Bukankah yang palsu ini untukku?"
"Mungkin aku membeli yang versi premium, tapi dia membelinya dengan kualitas yang lebih buruk, jadi desainer itu bisa melihatnya langsung dengan sekilas."
"Oh oh, ternyata seperti ini!"
Intan menghela napas lega, bagaimana Irwan bisa membeli pakaian semahal itu?
Imitasi tinggi bisa terlihat asli, sungguh luar biasa!
Intan tidak lagi takut saat ini. Dia kembali menegakkan punggungnya kemudian menghadapi ekspresi jelek Renata dengan berani.
Renata ingin mempermalukan Intan, tetapi dia tidak menyangka akan menembak kakinya sendiri.
Renata layak mendapatkannya!
Renata sangat marah sehingga dia menggertakkan gigi dan meremas tinjunya.
"Kalian di sini saja, aku akan kembali ke atas untuk berganti baju. Aku tidak bisa menghibur kalian, jadi tolong sabarlah."
Renata selesai berbicara dalam satu tarikan napas. Dia takut akan kehilangan mukanya, jadi dia segera pergi dari ruangan ini.
Intan meluncur ke area gourmet. Saat melihat banyak hidangan enak di sana, mata Intan langsung berbinar. Dia makan kue krim dengan puas. Intan merasa nyaman saat ini dan seluruh orang sangat bahagia.
Irwan menatap Intan yang sangat senang makan makanan manis, lalu sudut mulutnya memunculkan senyuman.
Irwan tidak suka makan yang manis-manis, tapi dia merasa sudah mencicipi cukup makanan manis hanya dengan melihat Intan makan.
Intan tersedak saat makan, tapi dengan sigap Irwan buru-buru menyerahkan segelas jus.
Irwan dengan lembut menepuk punggung Intan lalu berkata pelan, "Ini semua milikmu. Tidak ada yang akan menangkapmu. Makan perlahan."
"Apakah kau bahagia?"
Setelah minum jus seteguk besar, Intan menghela napasnya lalu berkata sambil tersenyum, "Aku adalah orang yang sangat percaya bahwa akan ada berkah jika aku selamat dari bencana. Aku pasti akan beruntung di masa depan. Aku akan membagimu setengah, kau mau?"
"Baiklah."
Irwan berkata dengan hangat.
Irwan tidak keluar untuk berbincang dengan orang lain, jadi dia mengikuti Intan.
Tamu wanita lain tidak pernah menyentuh makanan berminyak dan berlemak ini, tetapi Intan sangat suka memakannya.
Intan sudah minum banyak minuman, lalu saat ini dia sangat ingin pergi ke toilet.
Sebelum Intan masuk, dia mendengar seseorang berbisik di kamar mandi.
Suaranya tidak keras, hanya terdengar samar-samar.
"Itu adalah Irwan Wijaya yang legendaris. Dia terkenal galak dan menakutkan, dan wajahnya memang sangat menakutkan!"
"Aku jelas akan memuntahkan semua makanan semalaman! Jika aku tumbuh besar dengan wajah seperti itu, aku tidak akan keluar rumah!"
"Apakah maksudmu Intan? Sekarang aku merasa sangat sial karena aku berada di pesta dengan si bodoh itu! Dia benar-benar tidak layak berada di tempat yang sama dengan kami!"
"Pak Wijaya masih hidup sekarang. Ketika dia meninggal, kamu akan lihat apakah Intan masih bisa bebas. Ketika ayah Roy Wijaya mewarisi bisnis keluarga Wijaya, dia pasti tidak akan menerima saudara ketiganya lagi! Kita harus memperlakukan Renata dengan baik. Dia lah yang nantinya akan mewarisi harta keluarga WIjaya!"
Intan merasa tidak nyaman ketika mendengar itu semua. Seperti ada jarum tipis dan padat yang menusuk keras di hatinya.
Intan tidak ingin ada rumor buruk tentang Irwan.
Intan menarik napas dalam lalu bergegas masuk. Melihat Intan datang, para perempuan itu diam sesaat.
Intan dengan sadar bertanya, "Oh ternyata ada orang di toilet ini, kalau begitu aku akan naik ke atas. Toilet ini airnya sangat sedikit, jadi jangan lupa dipencet di sini, kalau tidak baunya akan tidak sedap!"
Intan berkata mencibir sambil mencubit hidungnya, lalu berbalik dan pergi.
Raut muka para wanita itu langsung cemberut.
Intan merasa sedikit ceria, bahkan meski dia tidak bisa membela Irwan, Intan masih harus menanggapi omongan buruk tentangnya. Intan juga pasti akan melaporkan berita ini!