"Gue mau jadi psikolog," ucap Naca.
"Kenapa?"
"Karena, dari gue kecil, gue udah ngalamin begitu banyak hal yang buruk. Lo tahu itu kan, dan serius itu tuh nggak mudah! Gue butuh seseorang buat berbagi, tapi gue nggak tahu harus gimana, harus ke mana, gue sendirian. Gue pikir, kalau gue jadi psikolog nantinya, gue bisa bantu anak-anak yang ngalamin hal-hal buruk kayak gue."
Kami semua terdiam mendengar ucapan Naca.
Aku cukup salut dengan kepribadian gadis itu. Dia mandiri, tegas, berani, dan peduli pada sesama.
"Kalau kamu Nay?" kali ini aku bertanya pada Naya.
Gadis itu terdiam, lalu tersenyum simpul.
"Gue mau jadi guru olahraga! Kayaknya, guru yang paling santai itu guru olahraga deh! Gue mau terus berada di lingkup sekolah, apalagi taraf SMA, kayak asik banget gitu loh!"
Aku mengangguk cepat. Dengan kepribadian Naya, aku yakin dia akan menjadi guru olahraga yang baik, asik, dan menjadi panutan.
"Lo sendiri gimana Mel? Cita-cita lo apa?"