Demi apa pun, Paijo benar-benar datang saat subuh. Aku saja baru bangun, dia sudah berpakaian rapi dengan seragam putih abu-abu, dan parfume yang begitu maskulin.
"Lo baru bangun?" tanyanya bingung.
"Masuk dulu Jo, biarin aku tidur dulu lima menit, ya?!"
"No! Buruan mandi, kita harus cepetan berangkat!" kata Paijo sambil mendorongku masuk menuju tangga.
"Ini masih terlalu pagi! Nggak ada orang yang berangkat ke sekolah jam segini!" protesku.
"Bagus dong, kita jadi yang pertama!" sahut Paijo dengan santainya.
"Gila kamu!"
Aku bergegas masuk ke kamarku, dan segera mandi. Sungguh, meski pun aku mandi menggunakan air hangat, tubuhku langsung menggigil begitu keluar dari kamar mandi. Terkutuklah Paijo.
Aku menggunakan baju dengan cepat, dan bergegas turun ke bawah untuk memaki pria itu.
Tapi sialnya, Paijo terlihat sangat tampan saat ini, hatiku terus memaki, tapi lidahku kelu. Penghianat.
"Lo kenapa lihatin gue kayak gitu?" tanya Paijo bingung.