Aku mengangkat tanganku untuk memanggil pelayan agar mengganti ramen dingin milik Putri, dengan ramen baru yang masih hangat.
"Aku nggak napsu makan Bams, nggak usah diganti juga nggak apa-apa!" seru Putri cepat.
"No, gue mau semua yang terbaik buat lo!" setelah aku mengatakan itu, Putri langsung tersenyum lebar.
"Makasih ya Bams! Dan please, kalau pada akhirnya kamu memang harus berhadapan dengan ayahku, tolong suruh orang lain aja yang menghukum ayah. Jangan pakai tangan kamu sendiri,"
Aku hanya bisa terdiam mendengar permintaan Putri. Aku tahu, pasti sangat menyakitkan jika harus melihat dua pria yang ia sayangi saling melukai.
"Lo nggak usah mikir terlalu jauh. Biar nanti gue suruh Brian buat nyari tahu tentang hal itu."
Putri masih saja saja menangis. Bahkan setelah pelayan membawakan ramen baru untuknya.
"Udah deh, nggak usah nangis," seruku setengah frustrasi.
Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika nanti aku akan menyakiti gadis itu dari kas