"Enggaklah, malas. Kita pulang saja, Zul. Orang ini enggak asyik sama sekali. Temannya butuh liburan, ia malah liburan sendiri. Mana tak ajak kita pula." Fahmi pun meninggalkan Arya begitu saja meski ini adalah pertemuan terakhir mereka sebelum memasuki semester baru.
"Ya ampun, hanya karena itu ia marah? Benar-benar tak jauh berbeda dengan bocah kecil."
"Memangnya kau berapa hari liburan di sana?" tanya Fahrizul penasaran.
"Tiga hari dua malam. Terus lusanya aku harus turnamen hingga akhir tahun."
Fahrizul pun menghitung jarinya berulang kali. "Kau turnamen selama sepuluh hari? Yang benar saja."
Arya mengangguk pelan, meyakinkan. "Tentu saja, tapi itu sepuluh hari sudah termasuk babak final."
"Jadi kau percaya diri bisa bertahan sampai babak final?"
"Ya jelaslah, bodoh. Kalau enggak yakin mana mungkin tim kami mau ikut turnamen.
Fahrizul mengangguk mengerti. "Baiklah, kalau begitu kami akan menunggu kabarmu saja. Jangan lupa bawa piala itu, ya."
Menurut kalian Arya terlalu semangat ingin liburan atau karena terpaksa desakan temannya? ^^