"Apa maksudmu? Aku yang harus menjaga Salsa?" tanya Arya sembari menganga lebar, masih merasa tak menduga pernyataan Fajar.
Namun dengan mudahnya Fajar mengangguk, lalu menepuk pundak Arya sembari mengangkat ibu jarinya. "Tentu saja. Aku yakin permintaan semacam itu, kau pasti bisa melakukannya," ujarnya
Mendadak hening di kamar 102 itu. Mereka yang berada di dalam ruangan itu menatap Arya lamat-lamat, menunggu ia mau bersuara untuk menjawab pernyataan Fajar. Dipandang seperti itu, Arya terpaksa menyembunyikan kemarahannya. Dalam lubuk hatinya, ia sangat ingin menolak mentah-mentah permintaan itu. Arya tak mau menemani Salsa setiap saat hanya karena Salsa selalu merasa kesepian setiap harinya. Beberapa detik kemudian, Arya tersenyum picik, mendadak pikirannya muncul sebuah gagasan untuk menolak permintaan tanpa persetujuan itu.
"Aku nggak bisa," ujar Arya sembari menggelengkan kepala.