Unduh Aplikasi
1.49% Arman Sang Penakluk / Chapter 6: Bab 6 - Guild Badik Merah

Bab 6: Bab 6 - Guild Badik Merah

Mereka berdua lantas meminum potion itu agar bisa melewati hutan terlarang ini dengan mudah, mereka sudah sekitar 3 jam berada didalam hutan terlarang ini, jadi mereka membutuhkan sekitar 7 jam lagi untuk bisa keluar dari dalam hutan ini.

"ueeekkk, kenapa potion ini begitu pahit," ungkap ridho setelah meminum potion itu,

"iya kak betul, potion ini terasa sangat pahit,"

jawab Arman.

Mereka berdua telah meminum potion itu yang dimana rasanya sangat aneh di lidah, rasa pahit yang menyatu dengan sesuatu yang membuat lidah merasa tidak enak.

Tak ada yang terjadi ketika mereka meminum potion itu, namun secara tiba-tiba awan menjadi gelap dan menyelimuti hutan terlarang ini yang disertai dengan gemuruh petir yang menyambar beberapa batang pohon disekitar mereka, mereka berdua saling melirik satu sama lain, Arman berharap mendapat jawaban dari Ridho akan apa yang terjadi, namun ridho hanya mengangkat bahunya dan kedua tangannya yang menandakan dia tidak mengetahui apa yang terjadi.

"Mari man, kita segera lari, mungkin akan segera turun hujan, kita mesti keluar sebelum tengah malam," ajak Ridho kepada Arman untuk segera melanjutkan perjalanannya,

"iya kak, mari kita lanjutkan perjalanan ini,"

"tunggu dulu man, aku ingin memastikan apakah didepan ada monster yang menunggu kita atau tidak,!!!!"

Arman hanya membalas dengan anggukan kepala,

Ridho lalu mengecek area sekitar menggunakan mata aura, dimana mata aura ini bisa melihat area sekitar selayaknya MAPS, namun bedanya mata aura ini hanya bisa melihat sejauh beberapa kilo saja, tidak bisa melihat secara keseluruhan hutan ini. Tapi itu sudah cukup buat Ridho untuk mengatur rencana untuk keluar dari hutan terlarang ini.

"Gimana kak, apakah ada monster yang menunggu kita,?"

"sebentar, tadi sebelum kita minum potion itu aku melihat ada beberapa monster level 9-10, namun sekarang mereka pergi menghilang entah kemana,"

"wow!!!!! berarti potion ini berhasil kak, sekarang kita bisa meninggalkan hutan ini dengan tenang,!!!!" ungkap Arman yang merasa heran namun bahagia juga karena mereka tidak perlu lagi menghadapi monster yang mereka temui.

"iya nih man,

"baiklah kalau gitu, kita mulai lanjutkan perjalanan dan meninggalkan hutan ini,!!!!! tapi kamu jangan pernah berbalik kebelakang ketika berlari, apapun yang kamu dengar dan rasakan jangan berbalik," tegas Ridho kepada Arman, itu karena dia pernah mendengar ada hal yang lebih aneh dari hutan ini selain monster.

Ridho pernah mendengar bahwa didalam hutan terlarang ini terdapat sesuatu yang diluar nalar manusia serta ras lainnya, banyak petualang yang hilang saat mereka sedang menguji sejauh mana kekuatan mereka, hingga sampai saat ini tidak ada yang bisa menemukan mereka baik itu sisa perlengkapan mereka ataupun jasad mereka.

"siap kak," pangkas Arman.

Karena sudah merasa aman, mereka berdua lantas bergegas berlari untuk segera keluar dari hutan terlarang ini. Arman berlari dengan sangat cepat bagaikan kilat yang menyambar, begitupun juga dengan Ridho yang berlari bagaikan angin yang berhembus kencang.

Mereka berkejaran dengan khasiat yang diberikan oleh potion itu, karena berkhasiat hingga 8 jam, sedangkan mereka belum mengetahui apa yang sedang menunggu didepan sana, apalagi di area terakhir dimana monster berlevel tinggi bermukim dan bersarang.

Satu jam telah berlalu, tak ada satupun monster yang menghalangi mereka, itu dikarenakan oleh khasiat dari potion tersebut yang membuat para monster lebih memilih menghindar. Para monster merasakan aura yang luar biasa dari mereka sehingga membuat monster yang melihat mereka lebih memilih menghindar, namun itu hanya berpengaruh pada monster tidak kepada manusia dan yang lainnya.

Dua jam berlalu, tidak ada juga yang terjadi, mereka terus berlari dan berlari. Tanpa istirahat sedikitpun mereka terus berlari, mereka sempat merasakan aura aneh yang sedang mengawasi mereka.

"kak!!!! apakah kakak merasakannya,?" tanya Arman kepada ridho,

"iya man, aku merasakannya juga,!!!! kamu tidak usah memperdulikan hal itu, kita fokus berlari saja, kurang dari 2 jam kita sudah berhasil melewati area kedua dan memasuki area ketiga," jawab Ridho yang menyarankan kepada Arman untuk tidak memperdulikan apa yang mereka rasakan.

"baiklah kak kalau begitu,"

Mereka berdua terus berlari, kian dalam kian lebat, pohon besar ada dimana-mana, tak ayal mereka bertemu dengan sisa pertempuran antara sesama monster. Banyak power stone yang berserakan disekitar sisa pertempuran itu, namun mereka memilih untuk tidak mengambil power stone tersebut.

----

Dilain sisi, terdapat sebuah kota yang dekat dengan Pusat Pemerintah Kondom Of Romessa, kota itu bernama Penajam.

Kota itu sangat ramai dikarenakan sangat dekat dengan kerajaan Romessa, kota tersebut merupakan tempat persinggahan para petualang dan juga para pedagang sebelum melanjutkan perjalanan ke kerajaan Romessa.

Di kota tersebut terdapat sebuah guild petualang yang bernama 'Badik Merah' dimana merupakan guild terbesar yang berada di Kingdom Romessa, yang dipimpin oleh seorang pejabat Pemerintahan dan bangsawan yang ada di Kingdom Romessa.

Di salah satu ruangan guild telah berkumpul para anggota guild yang telah menyelesaikan misi pembasmian kota, yah misi tersebut adalah misi pembasmian kota Semoi yang dipimpin oleh seorang prajurit dan merupakan anak dari pemilik guild tersebut.

Mereka berkumpul guna menerima hadiah yang mereka terima karena berhasil menghilangkan kota Semoi dari peta benua Arsyila.

"sampai kapan kita akan menunggu kedatangannya, kita juga mempunyai kesibukan yang mesti kita lakukan," teriak salah satu petualang yang ikut dalam misi tersebut.

"tenang dan sabar, anda pasti akan segera menerima hadiah dari misi yang telah anda lakukan," jawab Fajar (anak dari pemimpin guild dan merupakan prajurit kerajaan).

"tapi butuh berapa lama lagi kita mesti menunggu,"

"-iya berapa lama lagi kita mesti menunggu" desak yang lainnya.

Tak lama kemudian pintu ruangan terbuka, dan masuklah seorang pria yang memiliki tubuh yang kuat dan tinggi dengan rambut merah cerah yang disisir santai, pria itu mengenakan stelan seragam militer bangsawan yang sangat gagah.

Pria itu bernama Sukri, dia merupakan wakil pemimpin guild Badik Merah.

"kalian tak perlu menunggu lama lagi, karena aku sudah datang, sekarang serahkan kartu anggota guild kalian kepada mereka," ucap Sukri sambil menunjuk pegawai guild.

"baguslah kamu cepat datang,!!!!! kalau tidak kami akan membocorkan tentang misi ini," ancam salah satu anggota guild.

"oh gitu yah!!!!! jika kalian berani maka tak ada satupun dari kalian yang bisa melewati pintu keluar ini," ancam Sukri seraya mengeluarkan aura yang sangat banyak sehingga membuat para anggota guild jadi ketakutan.

"maaf Sukri, kami hanya bercanda,!!!" ungkapnya.

"ingat jangan sampai misi ini bocor apalagi sampai terdengar dalam kerajaan, PAHAM,!!!!" bentak Sukri kepada anggota guild yang rata-rata memiliki rangking B.

Mendengar hal itu membuat mereka menjadi takut dan lebih memilih untuk tidak banyak komentar lagi.

"aku rasa pertemuan ini sudah cukup, sekarang kalian cukup memberi kartu guild kalian kepada mereka, setelah itu mereka akan memberikan hadiah sesuai rangking kalian," ucap Sukri dengan nada yang tegas dan tinggi, setelah itu dia menarik kembali aura aura yang telah dia keluarkan lalu meninggalkan ruangan pertemuan itu.

"Fajar,.!!! kau ikut dengan ku sekarang, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu," ajak Sukri kepada fajar.

"Baik paman,"

Mereka berdua lantas meninggalkan ruangan rapat guild.

"Tolong siapkan kartu guild kalian biar mempermudah kami untuk mendata dan memberikan hadiah kalian," teriak salah satu pegawai yang cantik.

"siap nona," goda salah satu pria yang mengenakan zirah merah.

-----

Mereka sudah berlari lebih dari 5 jam, kini mereka sudah berada ditengah area terakhir yaitu area 11-15, sama seperti sebelumnya mereka tidak mendapati kesulitan dalam melewati setiap jengkal hutan terlarang.

Malam semakin larut, banyak terdengar suara jangkrik dan raungan serigala serta Monster yang sedang bertarung, pandangan mereka jadi gelap dikarenakan kurangnya cahaya bulan yang menembus lebatnya hutan terlarang itu.

"kak hutannya jadi gelap sekali sekarang, bagaimana kita bisa melewati hutan ini dengan kegelapan seperti ini," tanya Arman dengan wajah yang sangat lelah dan nafas yang terasa hampir putus karena berlari selama 5 jam tanpa beristirahat.

Mendengar hal itu membuat ridho menghentikan larinya dan berfikir sejenak, Arman lalu ikut beristirahat sejenak sambil mengeluarkan botol minumannya dari cincin penyimpanan miliknya.

"glukk, glukk, glukk," bunyi kerongkongan Arman ketika meminum botol minumnya.

"ini kak, minum dulu," ucap Arman seraya memberikan botol minumnya kepada ridho.

"makasih banyak man," Ridho lantas menerima botol minuman itu dan segera meminumnya.

"glukk, glukk, glukk,

"aku punya ide man, tadi waktu memeriksa kedalam cincin ini aku menemukan sesuatu yang mungkin bisa kita gunakan," ungkap Ridho, sambil memberikan botol minum milik Arman dan segera Arman memasukkan kembali kedalam cincinnya.

"apa itu kak,?"

"itu sebuah bola kristal sihir, yang memiliki sihir cahaya, kita bisa menggunakan bola itu,"

"wah ide yang bagus tuh kak, tapi kakak tahu kan cara menggunakannya,?"

"hmmmm, sepertinya cukup memberikan sedikit aura kita sehingga bisa berfungsi,"

"kita coba saja kalau gitu,"


next chapter
Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C6
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk