"Mungkin aku tidak bisa melihatmu lagi setelah ini," Sorot mata Green tampak sayu, terdapat kerinduan yang dalam, tetapi ia harus menahan perasaannya.
Kenyataan bahwa ia bukan siapa-siapa dari wanita itu. Tak ada harapan untuk keduanya bersatu, dan sekalipun ada secercah harapan pun, keduanya tetap tidak akan bisa bersama.
"Kau," Rayyan masuk ke ruangan Anna, menatap Green dengan tatapan tak suka.
Walaupun kelompok Nadir sudah menjadi milik Brag, namun masih ada ketidakpercayaan pada Green. Pria itu bisa saja mengambil alih posisi Brag secara diam-diam.
Green membungkuk, "Ini hari terakhir saya berada di sini," ucapnya.
Green tentu menyadari bahwa ia memiliki banyak musuh, dan karena itu ia sudah bertekad meninggalkan negara tersebut. Lantas, sebelum benar-benar pergi, ia sangat ingin melihat wanita itu, dan dua putranya.