JANGAN LUPA KASIH EMAK VOTE YA ANAK ANAK KESAYANGAN EMAK, EMAK SAYANG BANGET SAMA KALIAN.
IGEH EMAK JUGA DI FOLLOW DI : @REDLILY123.
SELAMAT MEMBACA, EMAK SAYANG KALIAN.
Selena mengerjapkan matanya saat sinar matahari mengintip lewat celah gorden dan menyilaukan matanya. Membuatnya terbangun, dan sadar kalau semalam ada seseorang yang mengetuk pintunya berulang kali. Untungnya Selena mengunci pintu dari dalam, jadi dia tidak khawatir dengan seseorang yang akan mengganggunya, meskipun itu hanyalah seorang pelayan saja.
Selena bersiap pergi ke galeri miliknya, dia mandi dan bergegas turun untuk sarapan.
"Tolong buatkan aku roti tuna," ucap Selena pada pelayan di sana.
"Baik, Nyonya."
Selena sibuk menganalisis data di dalam ponselnya, sampai dia tidak sadar seorang pria yang sedang menuruni tangga itu tengah menatap tajam dirinya. Alex kesal karena semalam Selena tidak membukakan pintu untuknya. Walaupun dirinya mabuk, tapi Alex tau jelas apa yang dilakukannya.
"Natalie meminta bertemu denganmu."
Selena menoleh. "Oh dia sudah sadar? Bagaimana keadaannya sekarang?"
"Dia membaik, tapi tadi pagi dia meminta bertemu denganmu."
"Aku akan datang ke rumah sakit nanti siang, aku harus ke galeri."
Kalimat Selena dengan nada tegas itu membuat Alex kesal. "Kau harus menemuinya dulu, dia ingin bertemu denganmu."
"Nanti saja, aku punya banyak pekerjaan di galeri."
"Kau tidak peduli pada adikmu yang sakit ya? Pantas saja semua orang membencimu," ucap Alex yang diabaikan oleh Selena.
Dia sudah sering mendapatkan hinaan, cacian dan makian. Padahal sikapnya saat ini adalah akibat dari semua orang yang tidak pernah mencintainya.
"Ini sarapan anda, Nyonya." sang pelayan memberikan pesanan Selana.
Membuat Alex berdecak. "Bahkan kau tidak tau malu."
"Malu tidak membuatku kenyang," ucapnya memakan sarapan.
Yang mana membuat Alex semakin kesal. Wanita di depannya ini selalu dipuji puji oleh Natalie, bahkan kekasihnya itu selalu membandingkan dirinya dengan kakaknya yang sudah tua. Padahal, tidak ada yang bisa dibanggakan dari seorang Selena.
"Kau akan tetap pergi ke rumah sakit."
"Kau tidak bisa memaksaku," ucap Selena dengan santainya memakan sarapan. Seolah pertengkaran diatas meja makan sudah biasa untuknya, sedari tadi dia mengabaikan Alex, bahkan tidak menatap matanya. "Aku yakin banyak yang menjaga Natalie di sana, jadi semuanya akan baik baik saja bukan? Aku akan menemuinya nanti siang."
"Kau akan menemuinya sekarang. Kau tidak bisa mengaturku."
"Ya, aku bisa. Aku suamimu."
Yang mana membuat Selena tertawa, dia mengakhiri sarapannya. "Jangan bercanda, itu hanya status untuk menyelamatkanmu dan adikmu dari rasa malu. Kau tidak berhak mengaturku."
"Ya, aku berhak," ucap Alex langsung mencengkram tangan Selena dan membawanya keluar.
"Aw! Sakit, Alex! Lepaskan!"
"Tidak akan! Kau akan pergi ke rumah sakit!"
"Sakit!"
BRUk! Bahkan Alex melempar masuk Selena ke dalam mobil, dimana Alex sendiri yang menyetir.
"Biarkan aku keluar, Brengsek! Aku harus ke galeri!"
"Adikmu membutuhkanmu."
"Demi Tuhan, dia hanya ingin dibuatkan teh limun untuknya."
"Maka lakukan."
"Aku harus mempersiapkan pameranku, biarkan aku turun."
Yang mana membuat Alex kehilangan kesabarannya. Dia menepikan mobil dan seketika mencekik Selena dengan kuat.
"Akhhh! Al… alex… se… sesak…"
"Dengar, wanita tua yang tidak berguna, Natalie selalu memujimu, mengagungkanmu dan sayang padamu. Dia hanya ingin bertemu denganmu pagi ini. Jadi lakukan, apa kau paham?"
Selena memejamkan matanya. Dia hanya mengangguk sambil menahan sesak. Sampai akhirnya Alex melepaskan cengkraman tangannya, Selena menarik napasnya dalam. Matanya berkaca kaca.
"Turuti apa kataku, wanita tua. Secara hukum aku berhak denganmu."
****
Dan disinilah Selena sekarang, masuk ke dalam ruangan rawat Natalie. Dimana adiknya itu menyambut kedatangannya dengan merentangkan tangan. "Kak, aku merindukanmu."
"Aku juga merindukanmu," ucap Selena kemudian membalas pelukan Natalie. Karena tidak dipungkiri, dia memang menyayangi Natalie. "Bagian mana yang masih sakit?"
"Sudah mendingan, dadaku sesak sebelumnya. Sekarang tidak lagi," ucap Natalie kemudian menatap Alex yang ada di belakangnya. "Bisa kau tinggalkan kami dulu, Sayang?"
"Tentu saja, Honey."
Alex keluar, meninggalkan dua orang itu di ruangan yang sama. Dimana kini Selena sedang duduk menghadap dengan Natalie yang masih menggenggam tangannya.
"Aku tidak berfikir kau yang akan menggantikanku, Kak. Aku berterima kasih padamu. Jika tidak begitu, maka Alex akan merasa malu."
"Ya, inilah gunanya aku kan? Sebagai anak pertama."
"Terima kasih," ucap Natalie kemudian memeluk lagi Selena. "Alex bilang Bibinya akan datang, tolong lakukan peranmu sebagai penggantiku, Kak. Setidaknya sampai aku sembuh."
"Tentu," ucap Selena dengan suaranya yang lembut. Dia mengusap surai lembut Natalie sebelum melepaskan pelukan. "Dimana orang orang yang menjagamu?"
"Nenek pulang ke rumah, sedangkan Mama dan Papa sedang di bawah sarapan. Kalau Papa sepertinya akan ke kantor."
"Dan kau sendirian di sini? Mereka membiarkanmu?"
"Aku yang memintanya, Kak. Jangan khawatir. Tapi aku sangat ingin teh limun buatanmu, bisa kau buatkan?"
Selena menghela napasnya panjang. "Aku harus pergi ke galeri, Nat. Nanti siang aku ke sini lagi, bagaimana?"
"Tidak mau, aku mau sekarang, Kak," rengek Natalie. "Apa kau tidak menyayangiku? Kenapa kau tidak mau membuatkannya. Kau hanya tinggal membeli limunnya saja di supermarket di bawah. Kenapa tidak mau?"
"Oke oke," ucap Selena pada akhirnya, dia tidak tahan dengan rengekan adiknya. "Tapi aku perlu ke toilet dulu."
"Sana pergi."
Selena berdecak dan mencubit pipi Natalie sebelum pergi ke kamar mandi yang masih ada di ruangan itu.
Merapikan diri di sana. Dan saat Selena hendak keluar, dia mendengar percakapan antara Alex dan Natalie.
"Kakaku terlihat sangat hebat bukan? Dia sangat sibuk, keren kan?"
"Kau lebih hebat dari dia," ucap Alex yang dapat didengar oleh Selena dari dalam kamar mandi.
"Hei, jangan berlebihan. Kakakku sudah menghasilkan banyak uang."
"Kau juga bisa mendapatkan uangku, Honey."
"Aku iri dengannya, dia sangat mandiri. Berbeda denganku."
"Berhentilah membanggakan dia, kau lebih hebat darinya," ucap Alex. "Kau mendapatkan cintaku."
"Kau tidak akan jatuh cinta pada Kakakku kan, Alex?"
"Tentu tidak, dia tidak memiliki apapun yang membuatku tertarik," ucap Alex.
Kemudian keheningan melanda. Yang mana membuat Selena menarik napas dalam, kemudian keluar dari kamar mandi.
Dan kagetnya Selena, dia mendapati keduanya tengah berciuman.
Sampai mata Natalie bertabrakan dengannya, "Ups. Maaf, Kak. Aku lupa kau masih di sini."
****
To be Continue