Unduh Aplikasi
84% Aku Mati Dan Bereinkarnasi Ke Dalam Dunia Game / Chapter 21: Kemampuan Baru Ksatria Gereja Timur

Bab 21: Kemampuan Baru Ksatria Gereja Timur

Aku pun tak segan segan membunuh warga yang bersembunyi, bahkan sampai hewan hewan yang mereka pelihara, aku mendengar teriakan anak kecil menjerit karena orang tuanya dibunuh

"Explosions" Ucap Penyihir Perak dengan menghujani kerajaan ini dengan api yang meledek seperti kembang api

"Zadakiel!" Mia pun juga mengeluarkan tombak es yang sangat lancip dan di hujankan kepada musuh, dan aku melihat Shuna bertarung dengan sangat santai dan dapat menghindari hujan itu

"Hujan dicampur api? dan es? emangnya ada efek?" tanya Shuna dengan santainya

Tiba tiba udara sekitar menjadi kabut dan aku tidak bisa melihat apa apa, namun aku yakin ada orang yang setara kuat denganku

"Siapa disana!" tiba tiba aku mendengar suara Penyihir Perak jatuh dan Mia pun ikut terjatuh didepanku

"Ini, aku, Kokonoi, aku adalah anak yang selamat dari pembantaianmu, kini aku akan membantaimu!" ucap dia dengan sangat kesal dan meluncur kepadaku dengan sangat marah, lalu setelah dia mendekat padaku aku hanya menendangnga, dia pun terpental dan pingsan, tiba tiba dari kejauhan terlihat orang dengan jubah yang terbawa angin dengan aura yang sangat dahsyat, tiba tiba, Shuna datang memegang bahuku dengan sorotan mata merah yang tajam

"Itsuka, serahkan saja padaku" ucap dia dengan marah

"Akan kubalaskan dendamku"

"Emang dia siapa?" tanyaku dengan kebingungan

"Aku belum menceritakan masa laluku yang ini, dia adalah ayahku, aku di doktrin habis habisan oleh dia" jelas dia dengan tatapan serius

"Benarkah?" tanyaku dengan mengikat rambutku

"Ternyata kau masih hidup, ayah" teriak Shuna dengan kesal

"Kupikir kau sudah mati, Itshuna Mieko!" jawab dia dengan sangat marah

"Kau menjadi pemimpin Kerajaan? bukanya kerjaanmu hanya judi? dimana anak anakmu?!"

"Mereka kubunuh, karena mereka mencoba melawanku" mendengar perkataan Ayah Shuna, emosi Shuna pun meledak ledak dan tanpa pikir panjang langsung melancarkan pedangnya pada ayahnya, ayah Shuna pun mampu menghindarinya, tak lama dari serangan itu, Shuna melancarkan tusukan dari tanah(duri yang terbuat dari ujung pedang)namun ayahnya langusng melompat dan melancarkan bola api pada Shuna, Shuna pun menangkisnya, dan Shuna langsung menyerang kembali dengan sihir es nya yang berbentuk tombak yang sangat panjang dan sangat cepat, namun betapa terkejutnya aku, ayah Shuna berhasil menghindari serangan Shuna, Shuna pun semakin kesal

"Zadakiel!" tiba tiba Shuna membekukan seluruh area bertarung, bahkan seluruh kerajaan dibekukan, ayahnya yang melihat itu semakin marah dan langsung berteleportasi didekat Shuna, dan memukul kepalanya, Shuna pun terpental dan terkejut, dia pun bangkit kembali dan langsung melancarkan tebasan pedangnya dengan bergerak sangat cepat, namun ayahnya langsung menendang pinggangnya, Shuna pun terpental, betapa sengitnya pertarungan ini, Mia dan Penyihie Perak hanya melihat dengan kesakitan, sedangkan raja dan pasukanya sedang menjelajahi daerah sekitar, Shuna pun kembali menyerang dengan kakinya, namun alhasil, kakinya dipatahkan oleh Ayahnya

"Ttccchhhh!" ucap dia dengan kesakitan

"Shuna!!" Shuna pun tetap menyerang dan menyerang, tpi dia selalu saja kena serangan balik, dia pun terpental setelah menerima tinjuan api dari ayahnya dan terpental didekatku

"Shuna!" ucapku dengan mendekati Shuna

"Kokonoi, aku tidak bisa mengalahkanya, kaburlah!"

"Tidak, aku tidak akan kabur!"

"Namun, dia sangat kuat, kamu tidak bisa mengalahkanya" ucap dia dengan menahan sakitnya

"Aku, akan menang" "Nobara , Mia, sembuhkan lukanya dan bunyikan terompet"

"Baik" jawab Nobara dengan mengambil terompet di tasnya, terompet pun dibunyikan

"Hei, Shuna, bolehkah aku membunuhnya?"

"Terserah kamu, dia adalah karakter jahat" jawabnya dengan sangat lemas

"Baiklah, It's Showtime" ucapku dengan meluncur ke arah ayah Shuna dengan memikirkan rencana

"Jika dia menghindari bola api dengan terbang ke atas, dan menghindari es dengan terbang ke atas juga, maka aku akan menyerang bola api itu dari atas, dan membuat angin disekitar nya menjadi angin tajam" tanpa disadari aku terkena bola apinya

"Tch!" aku pun memutat ke belakang dan langsung menyerangnya

"Zadakiel! Haniel! Metatron!" Zadakielku mengeluarkan es runcing dari bawah tanah, sedangkan Hanielku mengeluarkan petir dari awan, dan Metatronku mengeluarkan angin yang tajam, ayah Shuna pun terkena seluruh seranganya, aku pun langsung melancarkan bola apiku padanya, dia pun semakin tersudut, kini aku mengeluarkan pedangku dan menyerangnya, namun pandanganku terkabur, karena energy ku menurun karena hujan, karena hujan akan membuatku lebih banyak melakukan keseimbangan,tiba tiba sebuah pukulan mentah, mengarah padaku, aku pun terpental dan sedikit pusing, wajahku kini babak belur dan penuh dengan air hujan

aku pun menyeimbangkan diriku, pipiku juga babak belur karena pukulan itu

"Kau kurang ajar juga nak!" ucap dia dengan kesal kepadaku

"Benarkah? bukankah ketika bertarung kau tidak boleh memikirkan apapun?" tanyaku drngan senyum percaya diri, tak lama dari itu, kloninganku menusuk ayah Shuna tepat di bagian tengah dada, dia pun terjatuh

"B-bagaimana bisa?" ucap dia dengan terkejut dan menahan sakitnya

"Pada saat aku menghajarmu, aku sempat mengirimkan kloningku lewat angin Metatron, jika kloningku terkena air, dia akan membesar, dan kini aku telah naik level menjadi level 30"

"Tch, kau memang hebat, terima kasih, karena kau susangatdah bertemu putriku, selama ini~ aku~ merindukanya, aku bahkan membunuh saudara dan saudarinya, karena mereka sudah pasrah tentang keadaan Shuna~ aku, aku, sangat mencintainya" ucap dia dengan terisak-isak

"Gadis manisku, maafkan aku, aku telah menjadi ayah yang buruk, untukmu~tolong panggilkan Itshuna-kesini" ucap dia dengan menahan sakitnya

"Baik" aku pun berjalan menuju Shuna dan memberi tahu tentang ayahnya

"Shuna, ayahmu ingin berbicara denganmu"

"Mana mungkin, aku sangat membencinya, bunuh saja dia!" bentak dia dengan kesal

"Lalu?" jawabku dengan bermuka malas

"Ga, aku tidak akan menemuinya" jawab Shuna dengan cemberut padaku

"Mia, Penyihir Perak, kalian tetap disini ya"

"Oke"

"Baik, guru"

Aku pun menggendong Shuna di kedua tanganku

"H-hueh, apa apaan ini?!" tanya dia dengan berwajah merah

"Karena kakimu patah, jadi aku akan menggendong mu" jawabku dengan tersenyum pada Shuna

"Aku tidak mau menemuinya!"

"Tidak akan pernah!" tiba tiba dia menamparku dengan sangat kesal

"Kenapa? bukanya, dia sudah membesarkanmu?"

"Dia sudah mendoktrinku! dia adalah ayah yang buruk! dia bahkan sama sekali tidak menyayangiku!"

"Kamu tidak tau- ak-aku!" aku pun menaruh Shuna di tanah dan meletakan jari telunjukku pada mulut Shuna

"Sutt sut, berbicaralah padanya, aku akan membawamu kesana, jangan dendam dengan ayahmu, dia adalah segalanya bagi keluarga, cahaya dari sebuah keluarga, terletak pada diri ayah, jangan sekali sekali kamu meredupkan cahaya pada ayah" Shuna pun meneteskan air mata saat mendengar ucapanku yang barusan dan langsung memelukku

"Maafkan aku sudah menamparmu, aku, aku hanya terlalu lelah dengan hidupku" dia pun memelukku semakin erat

"Sudah sudah, aku bisa menjadi cahayamu, aku akan selalu bersamamu, nasib kita sama dan dulu..."

"Ibuku dibunuh didepan mataku, ayahku kena kanker, dan aku sendirian, semua orang menatapku dengan tatapan hampa, padahal saat itu aku memiliki Geng, aku adalah pemimpinya, tapi kini mereka entah pergi kemana karena aku pensiun, aku pun terus berlatih dan berlatih untuk bisa membalaskan dendam, namun aku telah dimabuk cinta oleh temanku, bahkan, dia sudah menolakku dengan perlahan dan berkata "Aku tidak ingin mempunyai pacar, aku ingin fokus pada masa depan" tiba tiba saat aku melewati rumahnya, aku melihat dia dengan tunanganya, lalu aku mati dengan menyelamatkan temanku itu"

"Yaah kini keluargaku telah berada di surga, namun aku berada didunia fantasi ini, aku sangat ingin bertemu dengan ibuku dan ayahku dan berkata " "Ayah, ibu-kini aku tidak membutuhkan perlindunganmu lagi, aku bebas" dia pun melepaskan pelukkanya

"B-bawa aku ke ayah~" ucap dia sembari terisak

"Baiklah" aku pun menggendong Shuna di punggungku dan berjalan menuju ayah Shuna

"Berbicaralah pada ayahmu, aku akan mengurus musuh lainya"

"Baik"

Aku pun menjauh dari Shuna dan ayahnya dan menuju ke pasukan musuh yang masih tersisa

"Ayah... apakah benar kamu menyayangiku~"

"Ayah sangat menyayangimu, Shuna... saat ayah bertarung dengan temanmu itu, ayah seperti melihat cahaya yang mengisi lubang di hati ayah, aku menyadari sesuatu, dia begitu marah saat aku menghajarmu, karena itulah aku tersadar, bahwa ayah, adalah jalan menuju surga pada anak, sedangkan ibu adalah surga bagi anak, ayah harus menjadi penghubung yang baik, maafkan ayah" ucap Ayah Shuna dengan meneteskan air matanya, Shuna pun langsung memeluk ayahnya

"Ayah! terima kasih- aku sangat menyayangi ayah, aku ingin sekali berbicara pada ayah namun aku takut dan kini aku sudah berbicara dengan ayah, aku lega, ayah pasti lelah mencariku kan~sekarang beristirahatlah dengan tenang" ayah Shuna pun menutup matanya dengan tersenyum dan mengatakan

"Jagalah dirimu ya... ayah sudah tidak menjagamu lagi seperti dulu, tetaplah berteman dengan anak itu apapun yang terjadi, aku tau dia sangat menyayangimu, lupakanlah semua masalahmu dan bebaslah" ucap ayah Shuna dengan menghembuskan nafas terakhirnya


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C21
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk