Unduh Aplikasi
22.28% Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 39: Menangis!

Bab 39: Menangis!

" Val! Apa kamu sudah mengkhianatiku?" ucap Tata dengan airmata yang mengalir di kedua matanya. Sejak pulang dari kantor tadi Tata tidak hentinya menghubungi Valen, tapi ponsel Valen mati dari tadi pagi. Dan Tata merasa takut jika Valen akan bercumbu dengan wanita lain lalu meninggalkan dia setelah apa yang mereka lakukan. Apa kamu berniat balas dendam padaku, Val? Karena aku telah mengkhianatimu 5 tahun yang lalu? batin Tata semakin merasa sakit dan sesak di dadanya. Lebih baik kamu membunuhku, Val! Daripada aku harus melihatmu bersama wanita lain! Aku nggak akan sanggup! Aku tidak sekuat dirimu! batin Tata lagi. Beberapa saat kemudian bel apartementnya berbunyi, Tata melihat ke arah nakas, sudah jam 1 malam, siapa yang datang malam-malam gini? Apa Fero? Tapi untuk apa? batin Tata. Lalu Tata beranjak dari kamarnya dengan mata sembab, dia mencuci wajahnya agar tidak terlihat jika dia menangis. Lalu dia berjalan keluar dari kamar. Dilihatnya Sumi berjalan ke arah pintu.

" Biar, Sum! Kamu istirahat saja!" ucap Tata.

" Iya, mbak!" jawab Sumi lalu kembali ke kamarnya. Tata berjalan menuju pintu apartementnya. Dilihatnya di lubang yang ada di pintu, Ben? Kenapa dia yang datang? Kenapa bukan Valen? Apa terjadi sesuatu padanya? batin Tata panik. Dengan cepat dia menekan kode apartementnya dan membuka pintunya.

" Bbbb..."

" Halo sayang!"

" Valllll!" ucap Tata langsung melompat ke arah Valen, Valen terkejut tapi langsung menggendong wanitanya itu. Tata menciumi wajah dan bibir Valen dengan penuh nafsu.

" Apakah calon istriku sekangen itu padaku?" tanya Valen lirih pada Tata. Tata memandang wajah Valen dengan mata berkaca-kaca.

" Kamu membuatku khawatir!" jawab Tata, lalu Valen membawa masuk Tata ke dalam apartement.

" Dimana kamarmu?" tanya Valen lirih, dia takut membangunkan yang lain.

" Itu!" tunjuk Tata pada sebuah pintu yang cukup besar. Valen melangkahkan kakinya ke arah yang ditunjuk Tata lalu membuka pintu kamar dan menguncinya. Dia membaringkan Tata di ranjang sedangkan dia sendiri berbaring miring disampingnya.

" Apa kamu habis menangis?" tanya Valen melihat banyak sekali tissue berserakan dilantai. Tata menganggukkan kepalanya.

" Kenapa kamu menangis sayang? Apa ada yang menyakitimu?" tanya Valen lagi. Tata menganggukkan kepalanya lagi.

" Siapa?" tanya Valen dengan suara menahan amarah dan wajah seram. Tata menunjuk dada Valen, Valen mengernyitkan dahinya seketika.

" Aku? Kapan aku menyakitimu?" tanya Valen penasaran.

" Hari ini!" jawab Tata sebel, lalu dia bangun dari ranjangnya dan duduk di sofa. Valen duduk di atas ranjang.

" Bagaimana aku menyakitimu jika aku baru saja bertemu denganmu?" tanya Valen masih tidak mengerti.

" Dasar pria bodoh! Pria tidak peka! Pria egois!" kata Tata marah.

" Hahaha!" Valen tertawa renyah mendengar amarah Tata.

" Ayolah sayang! Cepat katakan apa salahku? Aku sudah mengantuk, ingin istirahat!" kata Valen lalu dia menguap.

" Jangan berani tidur dihadapanku! Atau aku tidak akan menikah denganmu!" kata Tata marah melihat sikap Valen yang sama sekali tidak peka terhadap dirinya.

" Ah, kamu marah-marah terus sayang! Ok! Aku akan pergi dari sini!" ucap Valen menggoda Tata, karena dia sangat senang sekali melihat calon istrinya itu cemberut. perlahan dia maju ke ujung ranjang dan berjalan ke pintu.

" Valentino Abiseka! Berani kamu keluar dari sisini, aku akan..."

" Apa?" ucap Valen lalu dengan cepat memeluk Tata dan menyesap bibirnya. Tata melenguh karena perlakuan Valen.

" Seharusnya kamu sadar sayang! Kamu nggak akan bisa lepas dari sentuhanku!" bisik Valen lalu dia mencumbu Tata, Tata lupa jika tubuhnya akan bereaksi seperti ini jika telah disentuh Valen. Segala amarahnya seakan hilang begitu saja. Malam itu yang ada hanya desahan dan erangan mereka berdua yang sedang melepas rindu hingga menjelang pagi. Valen tidak sedikitpun memberikan Tata waktu untuk beristirahat, karena dia sangat merindukan dan menginginkan Tata. Akhirnya mereka tertidur setelah kegiatan malam yang panjang yang mengakibatkan mereka kelelahan. Tok! Tok! Tok!

" Mamaaaaa! Mamaaaaa!" panggil Reva. Tata yang mendengar teriakan Reva terkejut dan bangun dari tidurnya, tapi kenapa dia sangat lemah? Tubuhnya rasanya remuk tak bertulang. Auchhh! daerah intimnya sakit sekali. Maafin mama sayang! Mama nggak bisa bangun! Arghhh! Gara-gara Valen, aku jadi seperti ini! Dasar mesum! batin Tata.

" Mamaaaaaa! Apa mama masih bobok?" panggil reva lagi.

" Reva sayang! Mungkin mama masih capek karena beberapa hari ini mama lembur!" ucap Nanik.

" Kita sarapan aja yuk! Lalu berangkat ke sekolah" ajak Nanik, Reva menganggukkan kepalanya. Reva sekolah menggunakan mobil antar jemput yang sengaja disediakan sekolahnya untuk siswa-siswinya. Untung ada Nanik! batin Tata yang mendengar percakapan mereka di depan pintu. Tata memutar tubuhnya, dilihatnya punggung putih dan kekar milik Valen, lalu dia mendekat dan mencium punggung itu. Dipeluknya tubuh calon suaminya itu lalu dia kembali tidur. Tok! Tok! Tok! Tidak berapa lama kemudian terdengar lagi ketukan di pintu. Astaga! Siapa lagi?

" Ta!"

Tok! Tok! Tok!

" Tata!"

Astaga! Itu suara Fero! Jangan sampai Valen tahu dia disini! Dengan cepat dan sisa tenaganya, Tata meraih ponselnya dan berjalan tertatih ke kamar mandi. Ditekannya nomor ponsel Fero.

- " Halo, Ta!" -

" Fer, kamu dimana?"

- " Aku di depan kamarmu!" -

" Ngapain? Aku keluar ada meeting sama temanku! Kamu tolong ke kantor dulu!"

- "Kok aku nggak tahu? Kata Sumi kamu belum bangun!" -

" Aku berangkat pagi-pagi! Soalnya temanku akan berangkat ke Negara M jam 9, jadi kita ketemuan dulu!"

- " Ok, kalo gitu! Kamu hati-hati, ya!" -

" Iya!"

Tata mematikan ponselnya dan menghembuskan nafas panjang. Dia berjalan keluar kamar mandi sambil menahan nyeri di miliknya, lalu dia pergi ke pintu kamarnya dan menempelkan telinganya.

" Masak sih, Pak? Perasaan Mbak Tata ada!" kata Sumi.

" Ya, sudah! Saya ke kantor dulu!" ucap Fero lalu meninggalkan apartement Tata.

" Apa iya mbak Tata sudah pergi?" ucap Sumi penasaran.

" Ini sepatunya masih ada semua! Tau ah!" ucap Sumi lagi. Syukurrrr! Dasar Sumi, untung aja nggak bilang kalo sepatu gue ada! batin Tata. Sumi menyapu apartement Tata, saat akan masuk ke kamar Tata, dia kesulitan membukanya.

" Eh, kok nggak bisa dibuka? Biasanya Mbak Tata tidak pernah menguncinya!" kata Sumi. Aduhhhh! Siapa lagi sih? batin Tata yang mendengar engsel pintunya diputar-putar. Pasti si Sumi mau bersih-bersih! Bodo ah! Gue ngantuk sekali! batin Tata. Tata tidak menghiraukan lagi, lalu dia tidur dengan lelap. Valen membuka matanya, diraihnya jam tangannya di atas nakas, jarum jam menunjuk angka 10, lalu diletakkannya lagi ke tempat semula. Dia meregangkan otot tubuhnya dan melihat kesamping, dilihatnya Tata sedang membelakangi dirinya. Astaga, kamu pagi-pagi sudah menggodaku sayang! batin Valen saat melihat punggung putih bersih milik Tata. Valen mendekati belahan jiwanyaa itu dan memeluknya, kemudian dia mengecup punggung Tata dan menjilatnya. Tata yang merasakan perbuatan Valen mendesah dalm tidurnya.

" Ahhh!"


next chapter
Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C39
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk