© WebNovel
.
.
.
"Ha... Ha... Ha. Shen Yiyi kau pasti mati hari ini!"
Nampaklah seorang wanita bengis menancapkan sebilah pisau di dada seorang wanita yang bermake-up tebal, memakai dress usang seperti wanita tua dengan model rambut yang sangat ketinggalan jaman.
"Yuna? Kenapa kamu melakukan ini? Bukankah kita adalah sepupu? Bukankah aku selalu menurutimu? Bukankah aku memberikan banyak hal padamu?" seru wanita teraniaya itu dengan terbata-bata sembari berlinang air mata.
Darahnya mulai menetes dan melumuri lantai berwarna kuning gading mengkilap itu dengan darah segar yang terlihat menyala seperti api yang menghanguskan.
"Shen Yiyi, sepupuku, kau begitu bodoh dan naif." Wei Yuna melepaskan pisau yang telah ditancapkan di dada sepupunya itu sambil tersenyum sinis. Bagaikan seorang iblis yang baru dilepaskan dari neraka, ia menatap garang mangsa di depannya dan menambahkan. "Kau tau, aku benci dan sangat benci denganmu! Kau terlahir dengan segala yang lebih baik dariku. Kau lebih cantik dan bahkan kau menikah dengan keluarga terkaya di kota ini. Tapi sayangnya kau begitu bodoh dan mau menuruti apa saja yang kukatakan. Cih!"
Shen Yiyi membelalakkan matanya seakan tidak percaya dengan setiap ucapan dari sepupunya itu. Tetapi, semua ini benar-benar terjadi. Ia menunduk dan melihat gumpalan darah di tangannya sambil bergetar hebat. Seketika itu juga api kemarahan menyulut dada miliknya yang terlihat semakin membiru karena kehabisan darah. Wajahnya sangat pucat dan sorot matanya berubah tajam. Dengan lantang ia lalu mengumpat mengeluarkan semua rasa sakit akibat pengkhianatan Yuna.
"Yuna kau wanita ular! Brengsek!" serunya mengeluarkan seluruh asa yang dipendamnya.
"Ha...Ha... Ha!!" sahut Wei Yuna dengan tawanya yang menggelegar. Setelah puas, Wei Yuna mengambil beberapa dokumen dari dalam tas Gucci nya itu dan melemparkannya tepat di pangkuan Shen Yiyi.
"Apa maksudmu?!!" Shen Yiyi balik melemparkan kembali dokumen dokumen itu dilantai sehingga semua kertas kertas itu berserakan. Tiba tiba sudut matanya menangkap judul yang sama sekali tidak ingin ia lihat selama ini. "Surat Perceraian..." gumamnya.
Shen Yiyi tersentak. Jemari lentiknya lalu mencoba meraih surat yang terletak tidak jauh dari tempatnya tersimpuh. Ini sudah ke sepuluh kalinya, sang suami yang teramat dicintainya memberikan surat perceraian. Dengan hati yang sesak ia menangis di ambang kematiannya. Cinta yang ia berikan untuk suaminya ternyata dibalas hanya denga sebuah surat itu.
Selama 10 tahun ini Shen Yiyi selalu menganggap Mu Shenan sebagai pusat hidupnya, dewanya, segalanya dalam hidupnya. Semenjak ia menikah, meskipun ia tahu Mu Shenan belum mencintainya, tetapi ia yakin pasti bisa meluluhkan hati pria itu suatu hari nanti. Sehingga secara mati-matian ia merubah penampilannya sesuai yang diajarkan oleh Wei Yuna untuk mendapatkan hati suaminya, yang ternyata hanyalah tipuan belaka.
Namun pria itu, yang sudah ia kejar mati matian, tidak kunjung memberikan hatinya, malahan cemoohan, cibiran dan sebuah... perceraian!
Tanpa sadar, Shen Yiyi menertawakan kebodohannya sendiri. Ia telah begitu bodoh mencintai seorang pria berhati dingin dan mempercayai sepupunya yang berhati busuk.
"Yiyi, kau belum sadar juga. Shenan tidak pernah mencintaimu! Dia terpaksa menikahimu karena perjodohan konyol itu! Jadi, dia memintaku meyakinkanmu untuk bercerai setelah dia lelah meminta pengacaranya yang selalu kau tolak. Bahkan dia berjanji memberikanku apapun asal aku mampu membuatmu tanda tangan. Ironi sekali" cibir Wei Yuna kepada wanita bersimbah darah itu.
Mendengar itu, Shen Yiyi begitu terpukul dan hancur seperti kaca rapuh yang dihantamkan ke tembok besi. Hancur lebur menjadi serpihan-serpihan tak berwujud! Andai saja... Ia tahu akan seperti ini, ia tidak akan pernah mengejar lelaki itu!
"Aku tidak akan pernah mencintaimu lagi Shenan... Perjuanganku sudah cukup." gumamnya dengan lirih sebelum ia menunjuk kepada sepupu jahatnya. "Dan kau Wei Yuna, aku tidak akan melepaskanmu!! Bahkan kalau aku harus mati, aku akan terus menghantuimu!!" serunya dengan mata membara.
"Terserah kau saja Yiyi. Dan satu lagi, perusahaan Shen hanya ada satu pewaris, setelah kau mati hari ini, aku akan mengambil alih semuanya darimu. Dan setelah itu, aku akan habis-habisan merayu Mu Shenan. Dia hanya akan menjadi milikku. Sekarang matilah kau ke neraka!!"
Dan Buzz!
Wei Yuna berlalu sambil melemparkan sebatang korek api untuk membakar rumah tua itu bersama dengan Shen Yiyi yang telah merebut segala yang diinginkannya.
Sedangkan di dalam rumah yang terbakar itu, di tengah-tengah kobaran api, Shen Yiyi yang telah tergeletak tak berdaya hanya bisa bergumam lemah. "Langit.. jika engkau berbelas kasih. Ijinkanlah aku memutar waktu untuk hidup bahagia dengan orang yang mencintaiku dan menghancurkan mereka yang seharusnya ku hancurkan."
Dan setelahnya, wanita malang itu menutup matanya sebagai akhir dari kisah hidupnya yang menyedihkan.
****